Apakah Definisi Intelijen?
Intelijen
dalam bahasa Indonesia merupakan terjemahan langsung dari Intelligence (N)
dalam bahasa Inggris yang berarti kemampuan berpikir/analisa manusia. Mudahnya
kita lihat saja test IQ (Intelligence Quotient), itulah makna dasar dari
Intelijen.
Intelijen atau Intelligence berarti juga seni mencari, mengumpulkan dan mengolah
informasi strategis yang diperlukan sebuah negara tentang negara “musuh”. Dari
definisi ini berkembang istilah counterintelligence yang merupakan lawan kata
dari intelligence.
Intelijen juga merujuk pada organisasi yang melakukan seni
pencarian, pengumpulan dan pengolahan informasi tersebut di atas. Dengan
definisi ini intelijen juga mencakup orang-orang yang berada di dalam
organisasi intelijen termasuk sistem operasi dan analisanya.
USA,
Russia (sejak era Uni Soviet) adalah dua negara yang mengembangkan intelligence
mengarah pada sebuah field science baru. Keberadaan sejumlah Akademi di Russia,
bahkan Sekolah Tinggi sampai Graduate School di USA (bersepesialisasi di bidang
intelijen) merupakan langkah-langkah gradual menuju penciptaan field science
of intelligence.
Sementara
di sebagian besar negara “besar” seperti Inggris, Perancis, dan China,
Intelligence masih dianggap sebagai seni yang dirahasiakan dan hanya diajarkan
pada calon-calon agen intelijen selama beberapa tahun.
Hakikat Keberadaan Organisasi
Intelijen
Mungkin
kebanyakan orang menyangka keberadaan organisasi intelijen semata-mata hanya
untuk kepentingan pemerintah atau elit politik yang berkuasa. Hal ini merupakan
kekeliruan persepsi yang sangat membahayakan bagi nama baik sebuah organisasi
intelijen. Dalam kasus kebijakan represif negara junta militer, otoriter, rejim
komunis dan revolusi sejenisnya, memang terjadi penyimpangan fungsi intelijen
yang hakikatnya ditujukan untuk menghadapi ancaman dari luar negara menjadi
alat represi bagi pemerintah.
Teknik,
mekanisme kerja, sistem analisa dan produk yang dihasilkan organisasi intelijen
di manapun di dunia adalah sejenis, yaitu berupa hasil olah analisa berdasarkan
data-data yang akurat dan tepat serta disampaikan secepat mungkin kepada para
pengambil keputusan dalam sebuah negara.
Tidak
ada yang misterius, aneh ataupun luar biasa dalam organisasi intelijen. Secara
historis dan alamiah, organisasi intelijen memiliki ciri tertentu yang telah
diketahui masyarakat luas, yaitu prinsip kerahasiaan. Ciri utama inilah yang
kemudian menimbulkan tanda-tanya bagi masyarakat. Selanjutnya timbul pula
praduga-praduga yang belum tentu benar sehingga mitologi intelijen menjadi
semakin kabur dalam bayang-bayang cerita atau kisah nyata, cerita fiksi dan
fakta terjadinya peristiwa yang sulit diungkapkan secara transparan kepada
khalayak.
Definisi
tugas pokok intelijen di seluruh dunia cukup jelas, yaitu pada umumnya bertugas
mengumpulkan intelijen (informasi) dan melakukan operasi tertutup (kegiatan
rahasia) di luar negeri. Intisari dua kegiatan utama tersebut adalah
mengidentifikasi dan mencegah ancaman terhadap negara dan warga negara serta
untuk meningkatkan keamanan dan keselamatan negara.
Sementara
itu, apa yang dimaksud dengan kegiatan intelijen di dalam negeri adalah
kontra-intelijen (kontra-spionase), yaitu kegiatan rahasia yang ditujukan untuk
mendeteksi kegiatan intelijen negara asing di dalam wilayah teritorial negara
kita. Dalam perkembangannya kegiatan kontra-intelijen lebih ditujukan untuk
menangkal kegiatan terorisme internasional maupun kejahatan trans-nasional.
Tidak
ada istilah meng-inteli warga negara yang “kontra” pemerintah. Model ini hanya
ada dan muncul di negara-negara blok komunis, junta militer dan negara otoriter
dengan tujuan melanggengkan kekuasaan. Sementara di negara demokrasi,
transparansi dan persaingan politik yang sehat dalam koridor hukum sewajibnya
diterima sebagai aturan main dan intelijen harus “bersih” dari soal
dukung-mendukung kekuatan politik yang bersaing di dalam negeri. Sangat mirip
dengan peranan militer dalam negara demokrasi.
Apa
yang sering disebut sebagai intelijen tingkat instansi dan intelijen polisi
lebih mengarah pada spesifikasi sasaran operasi, dan mereka tidak melakukan
operasi intelijen seperti hakikatnya intelijen. Apa yang mereka lakukan adalah
penyelidikan dan penyidikan atas suatu pelanggaran hukum. Adapun teknik dan
mekanisme kerjanya bisa saja sama dengan intelijen “murni”.
Intelijen
militer bisa dianggap sebagai saudara kandung intelijen sipil. Tujuan, motivasi
dan hakikat operasinya bisa dikatakan sama. Hanya saja cakupan ruang operasinya
yang sedikit berbeda, bahkan seringkali terjadi operasi gabungan sesuai dengan
kemampuan dan bidang masing-masing. Perbedaan hanya sedikit dalam tujuan
operasi taktis (jangka pendek), sekedar contoh misalnya saja signal
intelligence (SIGINT) sangat vital bagi intelijen militer karena terkait
dengan pendeteksian mobilisasi militer asing yang menjadi pihak lawan
(oposisi). Sementara itu, SIGINT bagi intelijen sipil lebih bermanfaat dalam
mengamankan operasi tertutup di negara lawan dengan melakukan coding informasi
yang rumit dan sulit dipecahkan lawan.
Meskipun
dinamakan Organisasi Intelijen Sipil, organisasi intelijen yang baik tidak bisa
hanya berwarna sipil karena pentingnya sentuhan militer. Hakikatnya merupakan
gabungan antara kemampuan militer (tempur) atau combatants dan petugas
intelijen (intelligence officers). Dengan kata lain, meskipun seorang anggota
intelijen berlatar belakang militer dia juga punya kemampuan seluwes orang
sipil. Sebaliknya petugas intelijen sipil wajib mempunyai kemampuan militer
yang cukup. Mereka semua wajib untuk loyal dan bersumpah setia demi keselamatan
rakyat dan negara. Intelktual, bakat, dedikasi dan keberanian adalah beberapa
hal yang menjadi modal utama insan intelijen baik sipil maupun militer.
“Sebagai orang Indonesia yang peduli dengan reformasi
intelijen Indonesia, terus terang saya sangat sedih dan kecewa dengan
perkembangan, dinamika, serta prospek intelijen di Indonesia.
Mudah-mudahan tulisan singkat ini dibaca dan dipahami oleh generasi muda, intelektual dan mereka yang aktif di dunia intelijen. Harapan saya adalah bangkitnya semangat dan berkembangnya kreatifitas serta kesungguhan dan tekad yang kuat dalam membangun organisasi intelijen di Indonesia yang ideal, bisa diaplikasikan serta memiliki citra positif di mata masyarakat Indonesia dan disegani oleh lawan yang menjadi ancaman bagi negara dan warga negara Indonesia”. (Senopati Wirang)
Mudah-mudahan tulisan singkat ini dibaca dan dipahami oleh generasi muda, intelektual dan mereka yang aktif di dunia intelijen. Harapan saya adalah bangkitnya semangat dan berkembangnya kreatifitas serta kesungguhan dan tekad yang kuat dalam membangun organisasi intelijen di Indonesia yang ideal, bisa diaplikasikan serta memiliki citra positif di mata masyarakat Indonesia dan disegani oleh lawan yang menjadi ancaman bagi negara dan warga negara Indonesia”. (Senopati Wirang)
Bidang Studi Intelijen
Apa sebenarnya yang wajib dipelajari
dalam studi intelijen secara akademik?
Pertanyaan
itu terus menggelitik hati dan pikiran saya sejak Pak Hendropriyono menggagas
dan akhirnya mewujudkan sekolah Intelijen setingkat S1 dan S2 beberapa tahun
silam. Tanggung jawab dalam mencetak kader intelijen yang memiliki kapasitas
kesarjanaan yang tinggi secara akademis terus membayangi sekolah Intelijen.
Karena saya tidak bisa ikut campur dalam penyusunan kurikulum maupun
penyelenggaraan sekolah tersebut, maka saya akan ungkapkan apa-apa yang wajib
dipelajari dalam studi intelijen berdasarkan survey internet dan pengalaman
sekolah saya (senopati wirang), sbb:
- Konteks studi intelijen seyogyanya lebih luas dari studi politik, ekonomi, hubungan internasional, kebijakan luar negeri, hukum internasional, kriminologi, etika, psikologi, dan usaha-usaha negara bangsa dalam memelihara keamanan politik, sosial, ekonomi, dan militer. Dengan kata lain studi intelijen bersifat multidisplin.
- Sebagai pondasi, diperlukan studi logika, matematika dan statistik serta dasar-dasar ilmu alam, filsafat manusia dan filsafat ilmu pengetahuan, geografi, dan sejarah dunia.
- Sebagai pengetahuan praktis dan teknis perlu dikembangkan spesialisasi khusus seperti bahasa asing, fotografi dan teknologi audio video, ilmu komputer, teknologi komunikasi, dan teknologi sistem pengamanan.
- Sebagai pilihan studi bisa disusun berdasarkan area studies (kajian wilayah/kawasan misalnya Asia Tenggara) atau issues studies (kajian masalah misalnya Terrorisme).
- Sebagai studi utama, tentu saja tetap mengajarkan dasar-dasar intelijen mulai dari internal security sampai pada analisa intelijen strategis tingkat advance.
The intelligence cycle
The
intelligence cycle adalah proses mengolah informasi
mentah menjadi produk intelijen yang disampaikan kepada pengambil kebijakan
untuk digunakan dalam penentuan kebijakan dan langkah-langkah pelaksanaan
kebijakan. Ada 5 langkah dalam perputaran intelijen.
- Planning and Direction. Merupakan manajemen informasi mulai dari identifikasi data-data yang diperlukan sampai pengiriman produk intelijen ke pengambil kebijakan atau pengguna produk intelijen. Merupakan awal dan akhir dari lingkaran. Menjadi awal karena berkaitan dengan penyusunan rencana yang mencakup kebutuhan pengumpulan informasi yang spesifik dan menjadi akhir karena produk akhir intelijen yang mendukung keputusan kebijakan, menciptakan permintaan-permintaan produk intelijen yang baru. Keseluruhan proses mengacu pada petunjuk pengambil kebijakan seperti Presiden atau Perdana Menteri, pembantu-pembantu di jajaran eksekutif seperti Dewan Keamanan Nasional, anggota kabinet….yang kesemua itu mengawali permintaan khusus kepada intelijen.
- Collection. Adalah pengumpulan data/informasi mentah yang diperlukan untuk memproduksi analisa intelijen. Ada banyak sekali sumber-sumber informasi termasuk informasi terbuka seperti berita radio asing, surat kabar, majalah, internet, buku, dll. Informasi terbuka merupakan salah satu sumber utama intelijen yang harus dimekanisasikan secara disiplin menjadi sebuah rutinitas sehari-hari yang menjadi supply tidak terbatas yang akan mendukung analisa intelijen. Bila anda pernah berkunjung ke CSIS di Tanah Abang III Jakarta, perhatikan bagaimana intelijen masa Orde Baru berbagi teknik dengan lembaga penelitian dan menjadikannya sebagai salah satu lembaga yang disegani. Guntingan Koran CSIS adalah khas pekerjaan membosankan yang sangat vital bagi intelijen, khususnya bagi perwira analis, karena dengan mengikuti setiap waktu perkembangan terkini dari media massa akan melatih insting analisanya. Di samping itu, ada juga informasi rahasia dari sumber-sumber yang rahasia pula. Informasi ini hanya memiliki prosentase yang kecil namun sifatnya amatlah sangat penting sehingga sering juga menjadi penentu dari sebuah produk intelijen. Biasanya diperoleh dari operasi tertutup oleh para agen intelijen atau melalui informan. Secara teknis penngumpulan data juga dilakukan oleh peralatan canggih secara elektronik dan fotografi serta satelit.
- Processing. Berkaitan dengan interpretasi atas data/informasi yang sangat banyak. Mulai dari penterjemahan kode, penterjemahan bahasa, klasifikasi data, dan penyaringan data. Dalam organisasi intelijen tradisional dan konservatif, seorang agen baru seringkali harus melalui masa-masa membosankan melakukan pemilahan data berdasarkan kategori yang ditentukan atasannya. Hal ini sangat penting untuk membiasakan diri dalam menyusun jurnal pribadi maupun jurnal unit yang sangat vital dalam mempercepat proses penemuan kembali data-data lama yang tersimpan. Juga membiasakan diri untuk segera melihat data dari sudut pandang potensi spot intelijen atau memiliki potensi ancaman.
- All source Analysis and Production. Merupakan konversi dari informasi dasar yang telah diproses menjadi produk intelijen. Termasuk didalamnya evaluasi dan analisa secara utuh dari data yang tersedia. Seringkali data yang ada saling bertentangan atau terpisah-pisah. Untuk keperluan analisa dan produksi, seorang analis, yang biasanya juga spesialis bidang tertentu, sangat memperhatikan tingkat “kepercayaan”data (bisa dipercaya atau tidak), tingkat kebenaran dan tingkat relevansi. Mereka menyatukan data yang tersedia dalam satu kesatuan analisa yang utuh, serta meletakkan informasi yang telah dievaluasi dalam konteksnya. Bagian akhirnya adalalah produk intelijen yang mencakup penilaian atas sebuah peristiwa serta perkiraan akan dampaknya pada keamanan nasional. Salah satu unsur vital dari produk intelijen adalah peringatan dini dan perkiraan keadaan. Sementara model laporan ada macam-macamnya mulai dari yang sangat singkat berupa telpon lisan yang menjadi laporan kepada pimpinan negara, sampai laporan yang cukup tebal mencakup analisa perkiraan keadaan tahunan. Dari beberapa kasus yang terungkap di media massa, terlihat jelas bahwa baik BIN maupun BAIS TNI sangat lemah di sektor analis ini, entah karena sumber daya manusia-nya yang levelnya masih sebatas lulusan akademi militer, D3 atau S1 saja, atau karena memang keterbatasan dana yang menyebabkan lembaga intelijen tidak berkutik soal peningkatan SDM. Bandingkan misalnya dengan CIA atau Mi6 yang secara aktif mengirimkan para analisnya ke universitas-universitas di berbagai negara untuk menempuh studi doktor sekaligus memantapkan spesialisasi masing-masing.
- Dissemination. Merupakan langkah terakhir yang secara logika merupakan masukkan untuk langkah pertama. Adalah distribusi produk intelijen kepada pengguna (pengambil kebjiakan) yang biasanya adalah mereka yang meminta informasi kepada intelijen. Untuk kasus Indonesia, pengguna disini hampir identik dengan Presiden.
Kegiatan Rahasia
Metode
pengumpulan informasi oleh organisasi intelijen di seluruh dunia selalu
mengandalkan human intelligence (humint). Pertanyaannya kemudian adalah apakah
metode klasik penyampaian informasi ke kantor pusat masih saja berlangsung.
Pola-pola operasi dead drop microfiche dan brushpass, dll tampaknya semakin
rawan. Sementara komunikasi melalui internet jelas sangat terbuka oleh
program-program deteksi semacam cyberspy dan kaum hacker serta sistem
pengawasan oleh provider internet dan pemerintah.
Sistem
pengawasan lingkungan yang semakin ketat sejalan dengan perkembangan teknologi
mau tidak mau akan menyulitkan kegiatan rahasia di luar negeri.
Berbeda
dengan kegiatan rahasia di dalam negeri, kegiatan rahasia di luar negeri tidak
saja beresiko karena melanggar hukum sebuah negara melainkan juga karena bisa
merusak kredibilitas sebuah negara di mata negara yang dimata-matai. Lebih jauh
merusak hubungan diplomatik.
Hal
yang paling lucu dari kegiatan rahasia di luar negeri belakangan ini adalah
para intel dari berbagai negara akhirnya minum kopi bersama-sama di Starbuck
sambil berdiskusi tentang terorisme internasional, tentang masalah
internasional, dengan pengecualian masalah di negara masing-masing, lha
bagaimana ini…mungkin abad 21 ini merupakan akhir dari kasus-kasus espionage
antar negara. Hal ini saya perhatikan terjadi di Paris, Washington DC, Tokyo, Hongkong,
Singapore, dan bahkan Jakarta.
Tentu
tidak seluruhnya demikian, hal tersebut di atas hanya terjadi diantara
organisasi yang sudah menjadi counterpart dan memiliki kesepakatan untuk
bekerjasama. Tentu masih ada hal-hal yang bersifat spionase dalam kadar yang
relatif berbeda-beda.
Bagaimana
dengan kegiatan rahasia di dalam negeri? Dahulu salah seorang junior saya yang
berwajah sangar tapi baik hati sering mengajarkan pada calon agen untuk
mengutamakan keberanian, karena operasi di wilayah sendiri. Apapun persoalannya
bisa diatasi karena kita memiliki “hak” untuk melakukan operasi keamanan.
Keberanian yang kadangkala melangkah
terlalu
jauh dari sisi kerahasiaan, akibatnya ada beberapa agen yang sangat baik harus
mengakhiri karirnya dari operasi lapangan karena terekspos ke pihak lawan atau
ke publik, contohnya agen yang membongkar jaringan Jamaah Islamiyah.
Mengingat
pentingnya kegiatan rahasia dengan segala prinsip-prinsipnya, saya ingin
menghimbau kepada seluruh jajaran intelijen untuk kembali menerapkan standar
baku kerahasiaan, khususnya dalam membentuk calon agen menjadi agen rahasia.
Agak
aneh membahas kegiatan rahasia di media yang tidak rahasia, tetapi dengan
variasi pembaca yang tidak saya ketahui, mungkin ada pesan yang tertangkap
entah oleh siapa.
0 Response to "Apakah Definisi Intelijen? (diklat kepemimpinan PEMUDA PANCA MARGA - JAKARTA PUSAT)"
Posting Komentar