Belajar Singkat Intelijen: Rumor, Gosip, Desas-Desus, Kabar Angin - (DIKLAT KEPEMIMPINAN PEMUDA PANCA MARGA JAKARTA PUSAT)




Belajar Singkat Intelijen: Rumor, Gosip, Desas-Desus, Kabar Angin 

Tahukah sahabat Blog ppm jakpus bahwa kalangan intelijen mempelajari secara khusus bagaimana mengawali, mengelola dan mengakhiri suatu gosip, desas-desus atau kabar angin?

Desas-desus atau rumor adalah sebuah teknik yang sangat penting yang bahkan vital dalam suatu peperangan. Bagi sahabat Blog ppm jakpus penggemar cerita Mahabharata dan Perang Bharatayuddha pasti ingat kisah kematian Drona. Resi Drona karena terkena siasat para Pandawa yang "berbohong" atau menyebarkan desas-desus bahwa Aswatama telah gugur, tetapi yang dimaksud adalah bukan Aswatama manusia, melainkan seekor gajah yang bernama Hestitama, namun terdengar seperti Aswatama. Ketika Drona menanyakan kabar angin tersebut kepada Yudhistira yang terkenal tidak pernah berbohong. Yudhistira hanya berkata "Aswatama mati", dan sesungguhnya Yudhistira tidak "sepenuhnya" berbohong karena dia berkata kepada Drona bahwa Aswatama mati, entah itu gajah ataukah manusia ("naro va, kunjaro va --entah gajah atau manusia). Namun Drona terlanjur percaya dan menterjemahkan anak tersayangnya telah gugur yang membuatnya lemas kehilangan semangat hidup dan akhirnya terbunuh dalam peperangan ditangan Drestadyumna.

Dalam peperangan, penggunaan teknik kabar angin tersebut seringkali menentukan kemenangan. Hal inilah yang menyebabkan dunia intelijen mengembangkan pelatihan khusus pengembangan rumot/kabar angin tersebut untuk kepentingan nasional. Meskipun demikian, sahabat Blog ppm jakpus harus paham bahwa teknik yang dikembangkan di dunia intelijen bukan teknik fitnah-memfitnah tanpa dasar yang bertujuan menjerumuskan seseorang atau kelompok dalam pertarungan politik. Intelijen memiliki standar moral yang tinggi dimana landasanya adalah keselamatan bangsa sebagaimana kebohongan Pandawa terhadap Resi Drona.

Standar moral intelijen menyebabkan penggunaan rumor hanya sebagai faktor pendukung terhadap situasi konflik dihadapi suatu negara. Sangat jarang sebuah rumor dapat merubah secara total suatu keadaan yang seluruhnya menjadi positif menguntungkan pengembang rumor. Fungsi rumor adalah untuk menegaskan atau mengkonfirmasi suatu kecurigaan atau keyakinan yang telah berkembang di masyarakat. Tujuannya untuk menciptakan suasana yang mengarah pada rasa takut lawan, kebencian, sakit hati, keputusasaan, atau harapan .

Dari penjelasan diatas, dapat disingkat: rumor adalah suatu cerita bohong yang masuk akal yang dikembangkan dalam suatu sirkulaasi komunikasi dan arus informasi yang bertujuan mencelakakan atau merusak citra target baik individu, kelompok maupun negara. Sebuah rumor yang "baik" (bukan baik secara moral melainkan secara teknik) adalah meskipun salah atau kurang tepat, namun masuk akal, sederhana, sesuai dengan tujuan, jelas, menggiring pada suatu keyakinan tertentu, kongkrit dan tepat. 

Cukup sulit untuk menciptakan rumor yang baik tersebut. Namun apabila memiliki separuh saja karekater dari rumor yang baik. Pelemparan rumor tersebut dapat menjadi suatu cipta kondisi yang efektif yang kemudian efeknya diperbesar oleh media dan akhirnya dapat diterima publik atau menciptakan kebingungan publik.

Semoga pembelajaran tentang salah satu dari ribuan teknik intelijen ini dapat mencerdaskan rakyat Indonesia untuk semakin sensitif dan kritis dalam meneliti setiap informasi, propaganda, berita yang berkembang di masyarakat baik dari mulut ke mulut maupun di media massa.

0 Response to "Belajar Singkat Intelijen: Rumor, Gosip, Desas-Desus, Kabar Angin - (DIKLAT KEPEMIMPINAN PEMUDA PANCA MARGA JAKARTA PUSAT)"

Posting Komentar