Bagaimana Mengukur Kepuasan Pelanggan ? - Pemuda Panca Marga, Jakarta Pusat



Setiap orang diperusahaan mempunyai pelanggan yang harus dipuaskannya. Ini yang pertama-tama harus disadari setiap karyawan. Kepuasan pelanggan relevan untuk kita semua, apapun pekerjaan kita, jadi kepuasan pelanggan bukan semata-mata urusan dan tanggung jawab divisi pemasaran dan pelayanan purna jual. Langkah pertama dalam usaha memuaskan pelanggan adalah menentukan dan mengantisipasi kebutuhan-kebutuhan pelanggan. Pelanggan yang berbeda dapat pula berlainan kebutuhannya dan juga berbeda perioritasnya, tetapi pada dasarnya kebutuhan-kebutuhan umum  hampir sama.

Setiap produk memiliki kemampuan berbeda untuk memenuhi kebutuhan, tetapi pelanggan akan memilih produk mana yang akan memberi kepuasan total paling tinggi. Nilai setiap produk sebenarnya tergantung dari seberapa jauh produk tersebut dapat mendekati produk ideal, dalam ini termasuk harga.

Kepuasan adalah tingkat perasaan seseorang setelah membandingkan kinerja (atau hasil) yang dirasakan dibandingkan dengan harapannya. Jadi tingkat kepuasan adalah fungsi dari perbedaan antara kinerja yang dirasakan dengan harapan. Kepuasan pelanggan sepenuhnya dapat dibedakan pada tiga taraf, yaitu:   memenuhi kebutuhan-kebutuhan dasar pelanggan, memenuhi harapan pelanggan dengan cara yang dapat membuat mereka akan kembali lagi, melakukan lebih daripada apa yang diharapkan pelanggan. Keberhasilan strategi pemasaran dapat dicapai apabila sudah mencapai ketaraf 3, yaitu yang paling memberikan kepuasan kepada pelanggan.

Kepuasan pelanggan sepenuhnya bukan berarti memberikan kepada apa yang menurut kita keinginan dari mereka, tetapi apa yang sesungguhnya mereka inginkan serta kapan dan bagaimana mereka inginkan. Atau secara singkat adalah memenuhi kebutuhan pelanggan.
           
Untuk mencapai kepuasan pelanggan dalam konteks perusahaan diperlukan beberapa kondisi dan usaha, antara lain :    filosofi kepuasan pelanggan, mengenal kebutuhan  atau harapan pelanggan, membuat standar dan pengukuran kepuasan pelanggan,  orientasi karyawan,    pelatihan,   keterlibatan karyawan dan    pengakuan.

Sedangkan dalam konteks karyawan, ada empat unsur pokok yang  harus dimiliki karyawan, yaitu :   keterampilan,  efisiensi, yaitu target “ zero defect” dan tepat waktu “ deadline” ,   ramah dan  rasa bangga.

Keputusan untuk membeli terjadi karena kebutuhan-kebutuhan pelanggan terpuaskan, mulai dari ruang pamer yang telah mengantisipasi kebutuhan, penyusunannya (display) yang menarik, pelayanan penjualan dan purna jual yang prima serta kualitas produk terpercaya.

Setiap karyawan sebenarnya terkait kepada produk dan mempunyai andil untuk memberikan kepuasan pelanggan, mulai dari karyawan produksi sampai wiraniaga.

Setiap orang adalah pelanggan. Pelanggan adalah setiap orang, unit atau pihak dengan siapa kita bertransaksi, baik langsung maupun tidak langsung dalam penyediaan produk. Pada dasarnya ada dua jenis pelanggan, yaitu Pelanggan Eksternal dan Pelanggan Internal .
                                               
Pelanggan Eksternal. Pelanggan eksternal adalah orang diluar perusahaan yang menerima suatu produk (end-user). Pelanggan eksternal setiap perusahaan jelas adalah masyarakat umum yang menerima produk perusahaan tersebut. Beberapa hal yang diperlukan pelanggan eksternal adalah     kesesuaian dengan kebutuhan akan produk,   harga yang kompetitif,    kualitas dan realibilitas,   pengiriman yang tepat waktu dan    pelayanan purna jual.
           
Pelanggan Internal. Pelanggan internal adalah orang yang melakukan proses selanjutnya dari suatu pekerjaan (“next process”) Pelanggan internal merupakan seluruh karyawan dari suatu perusahaan. Yang diperlukan pelanggan internal adalah   kerja kelompok dan kerjasama,    struktur dan sistem yang efisien,    pekerjaan yang berkualitas dan    pengiriman yang tepat waktu.

Cara sederhana yang digunakan untuk mengukur kepuasan pelanggan, yaitu :
a.       Sistem Keluhan dan Saran: Perusahaan yang berwawasan pelanggan akan menyediakan formulir bagi pelanggan untuk melaporkan kesukaan dan keluhannya. Selain itu dapat berupa kotak saran dan telepon pengaduan bagi pelanggan. Alur informasi ini memberikan banyak gagasan baik dan industri dapat bergerak lebih cepat untuk menyelesaikan masalah.
b.         Survei Kepuasan Pelanggan :     Perusahaan tidak dapat menggunakan tingkat keluhan sebagai ukuran kepuasan pelanggan. Perusahaan yang responsif mengukur kepuasan pelanggan dengan mengadakan survei berkala, yaitu dengan mengirimkan daftar pertanyaan atau menelpon secara acak dari pelanggan untuk mengetahui perasaan mereka terhadap berbagai kinerja industri. Selain itu juga ditanyakan tentang kinerja perusahaan saingannya.
c.       Ghost Shopping (Pelanggan Bayangan): Pelanggan bayangan adalah menyuruh orang berpura-pura menjadi pelanggan dan melaporkan titik-titik kuat maupun titik-titik lemah yang dialami waktu membeli produk dari perusahaan sendiri maupun perusahaan saingannya. Selain itu pelanggan bayangan melaporkan apakah wiraniaga yang menangani produk dari perusahaan
d.  Analisa Pelanggan yang Beralih : Perusahaan dapat menghubungi pelanggan yang tidak membeli lagi atau berganti pemasok untuk mengetahui penyebabnya (apakah harganya tinggi, pelayanan kurang baik, produknya kurang dapat diandalkan dan seterusnya, sehingga dapat diketahui tingkat kehilangan pelanggan.

Apa yang Terjadi Jika Pelanggan Tidak Puas ?
90 % Pelanggan yang tidak puas tidak akan membeli lagi produk jika mendapatkan pelayanan yang buruk, Setiap pelanggan yang tidak puas akan menceritakan kepada paling sedikit 9 orang lain dan  menyatakan akan memberitahukan kepada teman mereka agar tidak belanja atau pergi ketempat tersebut,     Waktu usaha, tenaga dan uang yang diperlukan untuk menarik seseorang pelanggan baru 5 kali lebih banyak daripada untuk mempertahankan seorang pelanggan lama.,  Setiap pelanggan yang puas akan menceritakannya kepada paling sedikit 5 orang lainnya, yang sebagian diantaranya dapat menjadi pelanggan.
           
Pada umunya, bila karyawan sebagai  pelanggan internal tidak puas maka kesalahan yang dibuat akan bertambah, kualitas produk menurun dan biaya perusahaan meningkat. Jika suatu proses produksi telah menyimpang sejak awal, berapa banyak biaya yang harus ditambahkan untuk perbaikan atau penggantian.
Ada hubungan erat antara mutu suatu produk dengan kepuasan pelanggan serta keuntungan perusahaan. Mutu yang lebih tinggi menghasilkan kepuasan pelanggan yang lebih tinggi, sekaligus mendukung harga yang lebih tinggi dan sering juga biaya lebih rendah. Eksekutif puncak mempunyai tugas meningkatkan dan  mengendalikan mutu produk sebagai prioritas utama, sehingga setiap perusahaan tidak punya pilihan lain kecuali menjalankan manajemen mutu total
           
Manajemen mutu total dapat dilihat sebagai pendekatan utama untuk mendapatkan kepuasan pelanggan dan keuntungan Perusahaan. Perusahaan harus memahami bagaimana pelanggannya memandang mutu dan tingkat mutu yang diharapkan pelanggan. Perusahaan harus  berusaha menawarkan mutu lebih baik dari pada saingannya. Hal ini melibatkan komitmen manajemen  dan karyawan secara total dalam usaha mencapai mutu yang lebih tinggi.
           
Mutu adalah keseluruhan ciri serta sifat produk yang berpengaruh pada kemampuannya memenuhi kebutuhan yang dinyatakan atau yang tersirat. Definisi ini berpusat pada pelanggan , dimana pelanggan punya kebutuhan dan pengharapan tertentu. Selain itu mutu dapat diartikan jaminan kesetiaan pelanggan, pertahanan terbaik melawan saingan dari luar dan satu-satunya jalan menuju pertumbuhan dan pendapatan yang langgeng.

Untuk dapat meningkatkan mutu dari suatu produk, Menjalankan strategi yang berpusat pada membangun hubungan dekat dengan pelanggan, Diorganisasi berdasarkan tim antar divisi yang berpusat pada pelanggan, Mengembangkan proses dan prosedur untuk menyelesaikan pekerjaan dan mengukur hasilnya, Bertanya pada pelanggan secara eksplisit apa yang mereka harapkan dari hubungan kemitraan,  Mencari umpan balik dari pelanggan tentang masing-masing produk maupun hubungan keseluruhan, Memperkerjakan orang-orang terbaik dan menananam modal dalam pengembangan diri mereka., Tetap fleksibel, gesit, cepat bergerak dan memberi wewenang pada semua untuk “ bertindak saja” ,     Bergembira dengan suka ria dan pemberian penghargaan, Terus membangun mutu,    Tidak pernah puas

0 Response to "Bagaimana Mengukur Kepuasan Pelanggan ? - Pemuda Panca Marga, Jakarta Pusat"

Posting Komentar