Continuity Planning - Pemuda Panca Marga, Jakarta Pusat



Continuity Planning adalah suatu proses dimana perusahaan harus mengantisipasi suatu peristiwa yang tidak diinginkan dan mempersiapkan diri sehingga peristiwa tersebut tidak menghancurkan bagian-bagian yang penting dari perusahaan.. Nama lain RENCANA KONTINUITAS adalah : Contingency planning,, Continuity Planning, Disaster planning, crisis planning

Tujuan dari rencana kontinuitas : Ini adalah percepatan, kontrol tanggung jawab dan kontrol kejadian, yang nampak dan akibatnya,  Kerusakan ditangani sejauh mungkin, Keamanan dan keselamatan dikembalikan lagi. serta Kontrol keuangan dan operasi tetap seperti semula, Nilai brand dilindungi,, Bertanggung jawab langsung terhadap kontrak dan janji yang telah dibuat, Kembali ke bisnis seperti biasa dilakukan.

Asumsi yang digunakan dalam menyusun sebuah Rencana Kontigensi yang mana diasumsikan bahwa semua langkah penyelamatan sudah dilakukan untuk mengurangi risiko dan Struktur organisasi tidak bekerja menyusul terjadinya loss sehingga membutuhkan adanya sebuah struktur Organisasi Darurat

Hubungan antara risiko dengan tujuan dari sebuah perusahaan. Adalah Semua organisasi didirikan dengan suatu tujuan atau sasaran yang ingin dihasilkan, sedangkan risiko dapat mengancam aktifitas organisasi dalam mencapai tujuan tersebut yang akan mengakibatkan organisasi tersebut akan gagal memenuhi janji yang telah dibuatnya. Dengan kata lain risiko adalah suatu faktor penting yang harus selalu dapat dikendalikan oleh organisasi bila tujuan yang ingin dicapai dapat berhasil sesuai rencana.

Risiko-risiko yang dapat mengancam kelangsungan perusahaan / organisasi secara keseluruhan dinamakan Killer Risks,  Setiap perusahaan / organisasi mempunyai killer Risks yang berbeda-beda tergantung jenis dan lingkungan usahanya. Namun demikian ada beberapa risiko yang secara umum dapat mempengaruhi suatu organisasi / Perusahaan, yaitu:
a.   Kehilangan ijin usaha.
      Kesalahan pengelolahan usaha dapat menyebabkan ijin usaha suatu perusahaan / organisasi dicabut oleh aparat / pihak yang berwenang. Untuk seorang , manager risiko harus memastikan bahwa pengelolaan usaha yang dapat tetap terkendali dengan benar.

b.   Nama baik Merk dagang dan nama perusahaan beserta produk-produknya
Kehilangan kepercayaan, kerusakan / cacat nama perusahaan, Khususnya pelanggan potensial memerlukan jaminan  organisasi yang stabil atau kualitas dan keamanan produknya, misalnya perusahaan penerbangan, perusahaan asuransi, bank,  pabrik makanan, pusat kontrol penerbangan, dll.  Banyak organisasi yang mengabaikan perlunya reputasinya. Dimana organisasi kehilangan kepercayaan di pasar dan menderita kerugian besar.  Banyak yang tidak kembali ke pasar dengan kekuatan yang sama,  banyak yang tutup karenanya. Kepercayaan dapat diserang secara khusus bila organisasi menderita suatu kerugian atau sakit yang mana stakeholder mempertimbangkannya salah satunya dengan mengabaikan manajemen yang baik atau dengan kata lain manajemen resiko yang effektif

      Brand dapat dianggap sebagai salah satu elemen terpenting untuk hidup perusahaan dan sangat sulit untuk diperbaiki kalau sudah pernah rusak
Brand rusak karena pelanggan kehilangan kepercayaan dan dapat pula dikarenakan oleh aksi-aksi yang dilakukan oleh organisasi yang tidak setuju dengan aktifitas perusahaan (pressure grup)
Yang paling berbahaya dari tindakan media adalah mereka membuat asumsi dan selalu melihat permasalahan dari sudut kemanusiaan, Tindakan yang bisa dilakukan : Mempersiapkan Media center, Mempersiapkan Media crisis respon plan, Menunjuk seorang juru bicara.

c.   Fasilitas-fasilitas pendukung
      Manager Risiko harus memastikan bahwa kemungkinan-kemungkinan yang terjadi atas fasilitas-fasilitas pendukung usaha seperti computer, mesin-mesin produksi telah diantisipasi dengan baik
Kegagalan infrastuktur komputer dan komunikasi, kerusakan gedung-gedung dan peralatan lain yang dibutuhkan untuk proses dan delivery, Informasi penting, apakah dalam kertas atau dalam data base computer, Dimana terdapat kerusakan serius karena kehilangan seorang karyawan, atau sebuah team dari karyawan kunci , dalam satu kejadian, Gangguan terhadap pemasok dan distribusi utama.

d.   Sumber Daya Manusia
      Manager risiko harus mempertimbangkan kemungkinan-kemungkinan yang mengancam kelangsungan sumber-sumber daya yang memiliki keahlian yang diperlukan serta memiliki moral yang baik.
Kurang pengetahuan untuk mengurangi kecelakaan kerja dipabrik dan tempat kerja, resiko nyata dalam gedung tempat kerja dan mesin,  resiko antara karyawan dan pengunjung. Prosedur penerimaan karyawan kurang memadai dapat menimbulkan resiko karyawan, kurang diberikan latihan dapat berbahaya terhadap teman sejawat dan pengunjung. Staff dalam perjalanan dinas keluar kota dan luar negeri.

e.   Kemampuan financial Perusahaan
Kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajibabnya, untuk Asuransi Kerugian bahwa solvabilitas adalah kemampuan keuangan perusahaan dalam menanggung risiko yang ditutup. Solvabilitas merupakan indicator penting untuk menilai kesehatan, karena Tingkat solvabilitas mencerminkan “financial Risk” perusahaan tersebut, Semakin rendah tingkat Solvabilitas semakin besar kemungkinan bangkrut. Solvabilitas yang rendah karena jumlah hutang yang besar, biasanya diikuti beban tetap perusahaan berupa biaya bunga yang tinngi yang pada gilirannya akan mengurangi laba perusahaan
-                    
     
f.    Kekuatan Kompetitor atau pesaing atau      Kegagalan untuk inovasi melawan kompetisi
Dalam dunia manajemen dan marketing, prinsip ini tegas berlaku. Contoh; dalam peluncuran produk baru kita tidak bisa bertindak sembarangan. Hanya karena melihat sekilas sebuah produk digemari konsumen, lalu kita ikut-ikutan memproduksi produk semacam itu. Atau hanya karena kompetitor mengeluarkan produk tertentu, kita harus menyainginya dengan produk yang mirip. Atau terjun dalam pertempuran melawan produk yang sudah sangat mapan posisinya.
Tindakan-tindakan membabi buta seperti itu bisa membenturkan kita ke tembok kekuatan pesaing yang jauh lebih kuat. Orang yang ceroboh tidak bertindak secara strategis. Orang sembrono cenderung mengikuti emosinya, bahkan untuk hal-hal yang sangat menentukan hidup matinya. Ini mental yang sangat berbahaya. Ini sama saja dengan bunuh diri.
Sebaliknya, jika kita bijak, kita harus sangat waspada dalam memetakan kekuatan lawan. Kita harus menggunakan daya pikir kita untuk menganalisis peluang kemungkinan kemenangan kita. Orang bijak tidak akan mengambil keputusan bertindak jika berdasarkan analisisnya tindakan tersebut justru mendatangkan kerugian atau kebangkrutan.
Dalam contoh peluncuran produk baru di atas, kita bisa bertindak strategis, misalnya; kita bisa mencari daerah lain yang belum ketat persaingannya. Kita bisa mencari segmen pasar yang terlupakan atau belum digarap oleh pesaing besar. Atau kita lakukan inovasi produk-produk baru yang belum ada di pasaran dan menjadi perintis pasar.
g.   Kehilangan bisnis serta kontrol keuangan dalam perusahaan
Kehilangan nilai phisik, misalnya : kerugian kebakaran, banjir,  gempa, kriminal, teroris dan kecelakaan lain.,Kehilangan Intelektual asset misalnya Informasi dan intelektual properti lain yang digunakan mempunyai nilai yang sangat penting, dapat berupa kertas atau data
Risiko diatas menambah tantangan bagi seorang manager risiko dalam menjalankan tugasnya mereka dituntut untuk : Mnyampaikan informasi mengenai / berkaitan dengan killer Risk secara tranparan dan tepat sasaran,  Upaya untuk menghindar dari killer Risk apabila memungkinkan, Mempersiapkan Contigency plan untuk mengantisipasi worst case terjadi

h.   Crucial Informasi / Informasi penting.
Proses kontinuitas memerlukan identifikasi seluruh informasi-informasi penting dan memastikan bahwa informasi-informasi tersebut tetap ada dalam keadaan disaster / bencana, apabila manajemen gagal dalam mengidentifikasi dan menjaga informasi-informasi tersebut, maka setelah terjadinya disaster, perusahaan akan lumpuh karena kehilangan informasi-informasi tersebut untuk melanjutkan usaha.

i.    Tingkat layanan yang rendah.
Dalam keadaan disaster, layanan kepada customer harus tetap dapat di jalankan, meskipun dalam keadaan tidak penuh, seorang krisis manager harus dapat mengidentifikasi dan menunjukan orang-orang tertentu yang memiliki fungsi khusus dalam menjalankan fungsi layanan tersebut dalam keadaan disaster.

  j.   Rantai Supplier dan Distributor
Dalam keadaan disaster rantai yang menghubungkan dengan pihak external seperti supplier dan distributor tidak boleh terputus. Crisis manager harus dapat memastikan bahwa rantai yang menghubungkan baik internal maupun eksternal harus tetap terjaga / tidak terputus agar perusahaan dapat tetap melangsungkan usahanya pasca disaster.

k.   Staf Kunci dan team Kunci
Kehilangan karyawan-karyawan yang menjadi kunci jalannya roda perusahaan sangat penting untuk diwaspadai. Untuk itu perusahaan harus dapat menjaga dan memperhatikan orang-orang dan team-team yang berfungsi sebagai kunci bagi perusahaan. Perusahaan juga harus dapat sesegera mungkin mencari penggantinya apabila hal tersebut terjadi, agar roda perusahaan dapat tetap berjalan seperti yang diharapkan.

Kalau rencana Kontingensi bertujuan memampukan perusahaan melewati bencana maka recovery Plan lebih kepada kelangsungan hidup setelah terjadinya bencana. Recovery plan Adalah petunjuk yang disusun untuk berbagai keperluan darurat/krusial yang harus dilakukan setelah terjadinya suatu insiden.
Sasaran pokok yang perlu digariskan dalam recovery plan :
a.   Membatasi kerusakan mencakup kecepatan pemulihan keamanan dan keselamatan.
b.   Mempercepat respon melalui penggunaan sumber-sumber yang dapat diandalkan, kepercayaan, wewenang
c.   Menciptakan prioritas proses pemulihan.
d.   Menjawab tantangan komunikasi yang baru baik internal maupun eksternal.
e.   Memenuhi kebutuhan pelanggan yang mendesak
f     Melindungi brand name
g    Menjaga agar organisasi tetap berada pada ’marketplace’ seperti sediakalanya.

0 Response to "Continuity Planning - Pemuda Panca Marga, Jakarta Pusat"

Posting Komentar