Kita
semua dilahirkan telanjang dan tak berdaya. Tak ada mahkluk lain yang
dilahirkan daifnya seperti manusia. Lambat laun kita menjadi kuat. Kemudian
kita diserang oleh berbagai penyakit kanak-kanak. Dengan susah payah kita
pungut kata-kata dari sana-sini, yang akhirnya berkembang menjadi bahasa,
malahan bahasa yang indah.
Mula-mula kita
asal mau berdiri, jatuh. Akan tetapi kita tak putus harapan. Sepuluh kali kita
jatuh, sepuluh kali pula kita bangun. Akhirnya kita bisa jalan, perlahan-lahan
dulu, kaku. Lama-kelamaan makin cepat, bahkan lari-lari, meloncat-loncat. Kita
bisa bermain kasti, sepak bola, naik pohon, berenang.
Semuanya itu
menandakan, bahwa memang tak mudah untuk menjadi dewasa secara jasmaniah, akan
tetapi betapun banyak rintangan dan halangan akhirnya kita berhasil juga.
1 Ingat
sukses-sukses Saudara.
Pertumbuhan
Saudara dari bayi sampai dewasa atau remaja sekarang ini adalah penuh dengan
perjuangan, akan tetapi juga penuh dengan sukses-sukses. Oleh karena itu
janganlah putus asa, jangan putus harapan, jika pada suatu ketika Saudara
menghadapi kesukaran. Pada hakikatnya badan dan jiwa manusia sudah disesuaikan
dengan tugas yang harus dihadapinya.
Beratus-ratus
rintangan telah Saudara lalui, beratus-ratus kekecewaan telah Saudara alami, eh
toh bekas-bekasnya sudah lenyap, malah membuat Saudara lebih kuat daripada
dulu. Apakah saudara sudah kawin ? Bukankah Saudara berjuang dengan hebatnya,
ketika Saudara untuk pertama kali melahirkan rasa cinta Saudara kepada seorang
gadis ? Dan setelah gadis itu menjawab
" Ya", perjuangan sesungguhnya baru mulai.
Berbagai
rintangan harus dilalui sebelumnya Saudara bisa mempersuntingkan dia menjadi
kawan hidup Saudara. Tantangan dari keluarga gadis itu harus Saudara hadapi.
Tapi akhirnya berhasil juda Saudara "menamatkan segala
perlawanan", Sehingga Saudara
sampai pada hari perkawinan. Inipun merupakan suatu perjuangan, dan kalau
Saudara seorang pemalu lebih-lebih berat lagi perjuangan Saudara, karena
Saudara pada waktu itu menjadi pusat perhatian berpuluh-puluh orang yang
Saudara belum kenal. Namun, saat-saat inipun Saudara liwati dengan baik sekali.
2 Sesungguhnya
Saudara cukup tabah
Ingatlah
sukses-sukses Saudara tersebut. Memang ternyata, bahwa Saudara ada cukup
ketabahan untuk menempuh arus kesukaran, jika kesukaran-kesukaran itu
betul-betul harus dihadapi. Ketabahan Saudara cukup. Hanya saja Saudara tak
menyadarinya.
Oleh karena itu, sadarlah akan ketabahan dan
kemampuan Saudara. Janganlah Saudara termasuk bilangan mereka yang tak tahu dan
sadar akan kemampuannya sendiri, meskipun setiap hari mereka melalui segala
macam keadaan dengan baik. Sekali lagi
kita tekankan : Saudara terbukti mempunyai cukup ketabahan dan kemampuan.
3 Perkembangan
ketabahan
Ada cara jelek
sekali untuk menghadapi kesukaran, yakni : duduk termenung, atau meringkuk
ditempat tidur, memikirkan segala hal yang bukan-bukan. Dalam sejarah manusia, dari Adam sampai nabi
Muhammad, dari nabi Muhammad sampai Saudara, dan demikian seterusnya sampai
hari kiamat, tak pernah ada satupun kesukaran bisa dilenyapkan dengan duduk
termenung.
Bahkan sebaiknya
: Dengan duduk termenung, kegelisahan akan bertambah. Kesukaran kecil akan
nampak besar. Akan tetapi ada kemungkinan 90 persen kesukaran-kesukaran itu
bisa dilenyapkan, jika saudara bersikap dan bertindak aktif. Apabila memang
betul-betul saudara belum bisa mengatasi kesukaran itu, betul-betul ada
"way out" atau jalan keluar, cepat-cepatlah meloncat dari kursi tempat
saudara duduk atau tempat saudara berbaring, Dan ..... bergeraklah. Ambilah
sapu, bersihkan kamar Saudara. Isilah, misalnya bak kamar mandi, sambil
bernyanyi.
Dengan
pergerakan badan Saudara itu, rasa dingin menjadi berkurang, badan menjadi
hangat, darah mengalir kencang, sehingga lebih banyak yang mengalir ke-otak.
Dengan otak yang segar dan lebih bergaya karena cukup darah segar itu,
hadapilah masalah Saudara. Otak yang segar, jiwa perkasa, badan bergerak
dynamis, tangkas, muka berser-seri sudah merupakan separoh dari penyelesaian
kesukaran Saudara. Saudarapun menjadi lebih tabah. Dan Ketabahan nilainya lebih
daripada emas.
Langkah kedua
untuk memperkembangkan ketabahan ini ialah pada azasnya mudah saja. Yakni,
justeru lakukan apa yang saudara takutkan. Seperti apa yang diterangkan diatas,
dalam keadaan terpaksa Saudara sudah pernah melakukan hal ini. Melakukan
sesuatu yang justeru Saudara Takuti. Soalnya sekarang ialah melakukannya dengan
sadar.
Barangkali
Saudara sampai sekarang masih takut jalan melewati keburukan ? Justeru laluilah
dan sebaiknya pada malam hari. Kalau sudah berhasil satu kali, kedua dan ketiga
kalinya menjadi lebih mudah lagi. Sehingga akhirnya ketakutan Saudara kepada
kuburan itu lenyap.
4 Barangkali
salah asuhan ?
Bagi
mereka yang lahir dizaman kemerdekaan, berbahagialah ! Suasana kemerdekaan
mempengaruhi mereka, mempengaruhi jiwa dan hidupnya. Kepicikan-kepicikan zaman
jajahan tak melekat membekas pada dirinya. Mereka termasuk generasi yang
beruntung. Dulu, apabila ada anak kecil menangis, maka untuk mendiamkannya, ibu
dan pengasuhnya berkata : "Diam, nak, awas nanti ada syetan, ada generuwo.
Ada kucing, ada anjing". Ya malahan : awas ada ...... Belanda !"
Apabila saudara
mendapat pendidikan secara demikian - bukannya disengaja, akan tetapi karena
kurang tahu - maka insyafilah ini. Ingatlah, sadarlah, bahwa mungkin rasa
was-was, takut, cemas kadang-kadang meliputi Saudara barangkali adalah
sisa-sisa dari masa kanak-kanak Saudara. Buanglah cepat-cepat. Saudara sudah
dewasa, karena itu tak perlu terus membawa rasa takut berasal dari masa
kanak-kanak Saudara.
Semuanya
akan liwat !
Saudara tentu
sudah pernah naik kereta api meliwati terowongan. Hidup ini kadang-kadang
seperti juga memasuki terowongan . Gelap ! Cemas kita dibuatnya, kuatir kita
dibikinnya. Akan tetapi kalau kita terus maju saja, maka kita akan keluar
sendirinya dari terowongan gelap itu, dan tampak lagi terang matahari
kecemerlangan dan kecerahan.
Apabila sedang
mengalami masa gelap, bandingkanlah situasi Saudara dengan kereta api yang sedang melalui terowongan. Pasti akan
tiba masanya, Bahwa Saudara akan keluar dari situ. Tak mungkin bisa gelap
terus. Gelap-terang itulah irama penghidupan, irama dunia.
6 Jangan
putus asa
Saudara sebagai
ciptaan Tuhan yang tertinggi derajatnya, yang lebih daripada malaikat - yang
harus mengabdi kepada saudara - Bisa mengatur irama itu. Saudara bisa
mengusahakan supaya lebih banyak terangnya daripada gelapnya.
Manusia telah
berhasil membuat malam yang gelap menjadi malam yang bermandikan cahaya
gilang-gemilang. Yakni dengan memasangi beribu-ribu lampu listrik, sebagaimana
halnya kota Paris, yang telah kesohor dengan sebutan : kota cahaya.
Ini suatu
tamzil, betapa manusia berhasil merobah kegelapan menjadi terang. Juga apabila
sedang mengenai kegelapan jiwa, orang bisa menyalakan lampu-lampu rohaninya.
Adapaun Lampu-lampu rohani itu ialah : Harapan, optimisme, keiklasan, Tawakal,
tekad.
Nyalakan
lampu-lampu rohani itu dimasa jiwa Saudara dirundung duka-nestapa atau diliputi
oleh mendung kesukaran.
7 Jangan
Menyerah
Kita harus
menyerah kepada Tuhan. Ini Wajib. Akan tetapi kita tak akan menyerah kepada
kesukaran, Ingat pesan Jenderal Sudirman : "Tentara Indonesia tak kenal
menyerah", Itulah sebabnya, tentara Indonesia sekarang demikian hebatnya,
karena digembleng dalam semangat "tak mengenal menyerah". Wasiat
Sudirman itu baik kita jadikan azimat dalam kehidupan kita.
Ada setengah
orang yang menyalah tafsirkan pernyataan "Bahwa orang harus menyerah
kepada takdir". Dikira bahwa dengan demikian orang harus menyerah keapada
keadaan, dan oleh karena itu ia selalu terpelanting tak bisa bangun kalau
pukulan kesuakaran sedikit saja. Ini tentu saja salah.
Kita memang
harus menyerah kepada takdir, kepada ketetapan Tuhan. Misalnya kalau bumi ini
ditakdirkan bulat, kita harus terima dan tak mengatakan : persegi". Kalau
Tuhan mentakdirkan manusia itu sebagai mahkluk yang tertinggi kita harus
menyerah dan mengakuinya, dan mengatakan : "manusia itu mahkluk
sembarangan".
Dalam peperangan
Perancis - Ustria diabad 19 seorang opsir Perancis berkata kepada Napoleon :
"Baginda keadaan kita jelek!", Maka Jawab kaisar itu : "Omong
kosong". Aku yang menciptakan keadaan". Juga ucapan Napoleon ini
boleh Saudara jadikan azimat : "Aku
yang menciptakan keadaan !".
0 Response to "Jangan Putus Harapan"
Posting Komentar