Cinta Tanah Air
Jutaan karya anak bangsa yang menjadi kesenian dan keunikan yang patut
dilestarikan dan dikembangkan demi harumnya nama baik nusantara. keanekaragaman
budaya dan adat yang menjadi ciri khas bangsa Indonesia. Karya-karya leluhur
dengan seninya dan arti religius tersendiri, yang sampai detik ini tetap kokoh
berdiri. Betapa eloknya, betapa bangganya, betapa indahnya keragaman
karya-karya nusantara di bawah satu-kesatuan yang utuh menjadi payung Pancasila
menjadi simbol Bhinneka Tunggal Ika Tan Hana Dharma Mangrwa.
Hidup dengan kebersamaan, berdampingan, erat
tali kasih tanpa memandang suku, agama(kepercayaan), budaya, ras dan saling
menghargai dari perbedaan tersebut dijadikan satu sebagai ujung tombak
pemersatu bangsa. Sungguh indahnya kalau semua itu bisa terwujud seperti sedya
kala. Tanpa ada kekerasan, perpecahan ataupun kejahatan karena pada dasarnya
nusantara ini adalah satu kesatuan yang utuh, semua adalah saudara. Satu misi
satu tujuan demi kebahagian, kedamaian baik individu, masyarakat, ataupun
negara. Payung yang dipakai adalah sama, yaitu nusantara di bawah kendali
Pancasila, UUD 1945 di ayomi oleh Bhineka Tunggal Ika Tan Hana Dharma
Mangrwa.
Kenapa harus ada kekerasan? Kenapa harus ada
perpecahan? Kenapa ada kebencian? Apa untungnya semua itu? Pernah kita melihat
dan memandang dengan ketiga mata kita sendiri, betapa sedihnya kalau kita
menyaksikan apa yang terjadi di nusantara ini, betapa malunya kita kepada
leluhur kita sendiri ???
Warisan budaya leluhur yang adi luhung, yang
gemah ripah loh jinawi diinjak-injak bangsa sendiri. Mana yang namanya kawan
sudah tidak ada lagi, yang ada hanyalah dendam dan lawan. Inikah kepribadian
bangsa Indonesia saat ini. Apakah kita semua tidak malu dengan leluhur kita
dulu yang sempat menjadi negara terbesar di seluhur dunia, dipuja-puja dunia,
dan berhasil menyatukan nusantara di bawah Maha Patih Gajah Mada. Lari kemana
kebangaan semua itu? Dulu saja bisa mewariskan nama harum kepada anak cucunya,
nama yang tidak bisa hilang diingatan kita kecuali orang yang sudah lupa ingatan.
Orang yang tidak mengenyem pendidikan saja bangga terhadap nusantara, bangga
terhadap tanah air (ibu pertiwi) yang sudah memberikan, sandang, pangan dan
papan kepada kita semua, ya mungkin kebanggaan itu sekarang sudah dilupakan,
rasa cinta tanah air sudah berpaling dengan yang lain. Padahal ada pepatah
mengatakan “dimana bumi dipijak di situ langit dijunjung”.
Kepentingan individu, kepentingan kelompok,
atapun golongan menjadi jawaban semua itu. Dimana persatuan itu berada
sekarang? Sembunyi dimana persatuan dan kesatuan itu berada? Semua sudah
diracuni dengan nafsu dan material, karena material sudah bicara. Semua diukur
dengan material sampai-sampai harga diri pun juga dijual. Bukannya sok suci
atau pun gimana, karena kenyataan sudah bicara.
Mau dibawa kemana nusantara kita sekarang?
Nusantara dalam cengkraman!!!!!!! Rambu-rambu itu sudah menghiasi diri
masing-masing. Nasib bangsa Indonesia dengan negara yang terkenal dengan gemah
ripah loh jinawi toto tentrem kertho raharjo bernasib ironis. Sungguh mengherankan,
dan dibuat tercengang terlahan-lahan kita. Tanah yang kita tanami subur makmur,
banyak sumber daya alam, banyak hasil bumi yang seharusnya dimanfaatkan untuk
mengayomi masyarakat sendiri. Malah dipakai untuk menggemukkan perut orang
lain, naas sekali, malang sekali bangsa Indonesia saat ini.
Perubahan demi perubahan untuk mengangkat
kembali martabat dan derajat tanah air, pemikiran dari individu, kelompok,
ataupun golongan yang bersifat membangun perlu dieratkan lagi. Tanpa adanya
diskriminasi, tanpa adanya pengucilan baik yang berbau SARA ataupun yang
lainnya. Karena kita hidup dalam perbedaan, tidak bisa kita memaksakan kehendak
orang lain dengan mengatasnamakan kepentingan SARA ataupun sebagainya. Karena
individu juga mempunyai hak-hak masing-masing yang tidak bisa dicampuri oleh
orang lain.
Rasa persatuan dan kesatuan kita kembangkan
lagi, cinta tanah air tidak cinta negeri orang lain kita tumbuh dan kembangkan
lagi, kita angkat dan tumbuhkan lagi adat dan kebudayaan yang sempat menghilang
bernilai adiluhung. Bhinneka Tunggal Ika Tan Hana Dharma Mangrwa yang menghiasi
dinding-dinding setiap rumah kita praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.
Niscaya nusantara akan jaya kembali? Cinta tanah air adalah jiwa peberani,
cinta negeri orang lain adalah pegecuali!!! Jaya nusantaraku, Jaya Ibu
pertiwiku.
Jaya jaya ningrat lebur dening pangastuti
(Bahasa Jawa
0 Response to "Bhineka Tunggal Ika Tan Hana Dharma Mangrwa (Cinta Tanah Air) - kita hidup dalam perbedaan, tidak bisa kita memaksakan kehendak orang lain dengan mengatasnamakan kepentingan SARA ataupun sebagainya."
Posting Komentar