Jika
seorang arsitek atau insinyur hendak membuat suatu bangunan, maka sebelum ia
memulai, ia sudah mempunyai gambaran dalam angan-angan bentuk dan rupa
bangunannya itu. Demikian pula seorang pengarang, seorang pelukis dan
seniman-seniman lainnya pada umumnya mereka sebelumnya mulai dengan
pekerjaannya, mereka sudah ada terlukis suatu gambaran dalam angan-angan,
bagaimana bentuk dan bangun karangan, lukisan, patung atau lagu musiknya.
Oleh karena
itulah, hasil pekerjaannya dinamakan ciptaan. Sebab sebelumnya jadi, ia
diciptakan dulu. Cipta artinya "pikir". Semakin terang dan tegas
gambaran dalam angan-angannya itu, semakin sempurna pula hasil ciptaannnya
kelak.
Jika
kita mau berhasil
Jika kita mau
berhasil dalam hidup kita, yang berarti bahwa kita akan memiliki kesejahteraan
rohani dan jasmani, maka kitapun harus cakap melukiskan dalam angan-angan kita
suatu gambaran tentang diri kita, pekerjaan kita, keluarga kita, dalam keadaan
yang sejahtera.
Raplh Waldo
Emerson, seorang filsuf dan pujangga terbesar Amerika pernah memberi peringatan
: "Hati-hatilah dengan pikiran dan
angan-anganmu, pikiran dan angan-anganmu itu akan menjadi kenyataan!.
Bagaimana
cara membangkitkan semangat :
Pertama : dengan
menghidangkan karangan-karangan tentang orang-orang yang telah mengatasi
kesukaran-kesukarannya karena kepercayaan (iman), memberikan cara supaya bisa
menuntut penghidupan yang jaya, supaya bisa mengatasi rasa cemas,
halangan-halangan dan rasa dongkol. Memberia pelajaran bagaimana kepercayaan
(iman) mengatasi segala macam hal-hal yang merugikan kehidupan.
Kedua :
Menunjukkan kenyataan yang penting bahwa Tuhan berdiri ditengah-tengah. Apakah
sesungguhnya kesukaran Saudara semua ini ? Saudara tak mempunyai apa-apa. Tak
punya uang, kehilangan semua langganan, tak punya alat-alat, tak punya
angan-angan, tak punya keberanian.
Mengapa Saudara
tak mempunyai semua itu ? sebabnya ialah : Saudara berpikir semata-mata kepada
ruginya saja. Jika Saudara memikirkan
"rugi", Saudara menciptakan keadaan yang mengakibatkan rugi. Dengan
menekankan kepada "rugi-rugi-rugi" ini saja, tak akan tertolong.
Memang, Saudara bekerja keras, akan tetapi pikiran Saudara tidak positif.
Untuk
memperbaiki keadaan, jalan pikiran saudara harus saudara robah dan mulai dengan
berpikir penuh dengan pengertian-pengertian "baik",
"sukses", "untung", "maju". Ini
memerlukan latihan, akan tetapi ini bisa dikerjakan dengan lebih cepat, asal
Saudara percaya.
Jangan berpikir
berputar-putar disekitar kesukaran-kesukaran dan kegagalan-kegagalanmu saja, akan tetapi angkatlah jiwamu diatas
kesukaran-kesukaran dan masalah-masalahmu dan lihatlah kekuatan dan
suksesmu. Jika Saudara angkat pikiran-pikiranmu ke taraf yang penuh dengan
hasil-hasil, maka Saudara akan melihat masalah itu dari atas tidak dari bawah.
Berdirilah selalu diatas masalahmu.
Ketiga : Yaitu
tentang mewujudkan dalam angan-angan. Ini adalah suatu hal yang penting sekali.
Memang tak mudah untuk bisa memiliki kecakapan mewujudkan sesuatu dalam
angan-angan. Jikalau kita mengelamun dan menginginkan sesuatu yang bagus, yang
sesungguhnya hanya untuk melupakan keadaan yang sedang kita hadapi, maka itu
sama sekali bukannya yang dinamakan "mewujudkan dalam angan-angan".
Itu ngelamun, merenungkan yang bukan-bukan.
Lain dengan
"mewujudkan dalam angan-angan" ini adalah suatu perbuatan sadar dan
positif, dan yang memerlukan kemauan yang keras sekali. Kenyataan tentang
"perwujudan dalam angan-angan" ini, bisa juga kita pakai dalam kita
hendak menumbuhkan rasa keberaniaan dalam hati sanubari kita. Sebaiknya hal ini
dilakukan sebelumnya kita tidur, sebab jiwa kita suka menerima kesan-kesan yang
terakhir dari saat sebelumnya tidur itu.
Dalam saat-saat itu kita wujudkaan dalam angan-angan kita suatu lukisan
dari pribadi kita yang (seolah-olah) sudah memiliki sifat-sifat keberanian.
Mungkin untuk
pertama kalinya Saudara gagal dalam percobaan-percobaan itu. Akan tetapi ini
harus Saudara teruskan, setiap kali Saudara hendak tidur. Jika kita latih
secara benar-benar mewujudkan Pribadi berani saudara itu dalam angan-angan
Saudara, dan jika sudah berhasil demikian, maka dengan lekas pula lukisan itu
akan menjadi kenyataan.
Tak
ada kesukaran yang mutlak.
Biasanya jika
kita memandang sesuatu masalah, seolah-olah masalah itu sebagai sesuatu yang
menimpa diri kita. Sebagai sesuatu yang jatuh dari atas, yang mengancam kita.
Kita berada
dibawah, bahkan kadang-kadang tertutup oleh masalah-masalah itu. Sudah tentu
jika begitu sikap kita, jika kita bukan berdiri, akan tetapi jongkok dalam
menghadapi masalah-masalah dan kesukaran-kesukaran itu, maka memang dari mula
boleh diramalkan bahwa kita akan hanyut.
Akan tetapi,
jika kita berdiri atau duduk tenang dan letakkan masalah kesukaran itu dibawah
kita, maka kita melihat bahwa masalah-masalah itu ada batas-batasnya. Kita
melihat bahwa masalah-masalah dan kesukaran-kesukaran itu, tak sebesar seperti
pada pandangan pertama. Dan jika kita hadapi dengan tenang maka
masalah itu malahan memberi jawaban sendiri berupa jalan-jalan untuk
memecahkannya.
Maka apa yang
bisa kita perbuat, agar supaya masalah dan kesukaran
dengan bumbu-bumbu yang mencemaskan ? jalan yang paling baik ialah : menuliskan
kesukaran masalah itu diatas suatu kertas yang bersih. Kalau sudah
jelas berada dimuka kita, jelas hitam diatas putih, maka masalah itu sudah kita
kuasai. Dan, he, kita lihat masalah itu sendiri membuka rahasianya, dan memberi
petunjuk kepada kita, bagaimana caranya untuk keluar.
0 Response to " Mewujudkan dalam angan-angan (mimpi)"
Posting Komentar