Sasaran yang hendak digarap,
disusupi dengan agent-agent penggalangan intelijen secara diam-diam dan rahasia
(operasi clandestine), sehingga sasaran tidak sadar bahwa ia tersusupi
lawan. Indikasi dari kerapihan cover of action and cover of identity
para penyusup itu ialah apabila penyusup sudah bisa diterima secara wajar di
lingkungan sasaran, entah itu dianggap sebagai teman, sebagai sesama aktivis
dalam suatu organisasi atau lain organisasi, sebagai rekan, rekan sekerja,
sebagai anggota keluarga dan sebagainya. Penetrasi terhadap sasaran dilakukan
dengan memperluas susunan jaringan clandestine, agar jaringan lain masih
tetap ada jika seandainya salah satu jaringan terbongkar. Atau jika agent
penetrasi terpaksa harus pergi, maka ia telah meninggalkan jaringan ilegal
tersebut sebagai penerus. Untuk menjaga keamanan biasanya dipakai sistem jaring
compartementasi. Sasaran banyak antara lain :
- Pemerintahan
- Perusahaan Umum
- Departemen/Kementrian
- Organisasi Politik
- Organisasi Sosial
- Organisasi Massa
- Organisasi Pemuda, Pelajar, Mahaiswa
- Organisasi Agama dan Aliran Masyarakat
- Dsb
Penetrasi dilakukan secara
terselubung tetapi menggunakan saluran-saluran yang legal/resmi, diantaranya
- sebagai anggota perwakilan diplomatik,
- Utusan pemerintah
- Utusan Organisasi
- Saudagar
- Seniman atau Budayawan
- Ilmuwan atau Pakar
- Budayawan
- Dsb
Mereka secara sengaja berdomisili di
daerah sasaran atau membaur dalam masyarakat. Selain itu pula bisa melalui :
- Penerima Bea Siswa Luar Negeri
- Tenaga-tenaga ahli dikalangan umum, Swasta dan Pemerintah
- Wisatawan
- Lawatan ke Luar Negeri
- LSM/berbagai macam institusi yang bisa mendirikan perwakilannya di negara sasaran
- Semua unsur yang bisa masuk ke pihak sasaran tanpa dicurigai sedikitpun
Agent-agent semacam ini bukan
sembarang agent, tetapi agent yang dibekali keahlian khusus mengenai seluk
beluk sasaran dan cara menghadapinya. Kecerdasanya juga tidak boleh terlalu
ditonjolkan, tidak boleh melakukan hal-hal yang dapat memancing kesangsian dan
kecurigaan, bahkan sangat diharapkan jika para agent semacam itu mempunyai
pengaruh yang cukup dilingkungan sasaran masing-masing. Mereka yang memiliki
kemampuan seperti itulah yang akan diseludupkan Lembaga/Badan Inteliejennya
kedaerah sasaran. Oleh karena itu dalam mengamankan negara dan rakyatnya setiap
pemimpin hendaknya mengambil inisiatif untuk melakukan aktivitas khusus yang
mengacu pada aspek-aspek, pola operasi dan mekanisme kegiatan intelijen.
Sehingga dari mulai pembuatan perencanaan hingga pengawasan organisasi , dapat
dinetralisir atau paling tidak dapat diperkecil kemungninan adanya
anasir-anasir luar yang hendak memecah belah persatuan organisasi atau
lembaganya baik anggota ataupun pengelolanya. Dalam menangani masalah
infiltrasi ataupun penetrasi hendaknya hanya menggunakan orang-orang pilihan.
Dalam sebuah organisasi cukup ditangnai oleh ketua/pemimpin puncak organisasi
tersebut, mengingat sensitifnya masalah validasi hasil penyelidikan sesama
anggota. Jika sampai salah menangani bisa jadi hanya akan melahirkan kecurigaan
satu sama lain atau bahkan perpecahan. Orang pilihan yang dimaskud adalah yang
mempunyai karakter sesuai kebutuhan dunia intelijen. Sebab dalam dunia
intelijen, disiplin terhadap peran masing-masing menjadi tuntutan yang utama,
karena sifat tugasnya yang clandestine maka pembicaraannya menjadi
sangat berbahaya, boleh jadi yang seharusnya dirahasiakan akan dibocorkannya
pula , karena disetiap organisasi apapun selalu ada klik-klik, dimana di antara
klik-klik itu ada yang tidak bisa dijamin kesterilannya terhadap anasir-anasir
dari luar, entah itu berupa sosok anggota baru, anggota biasa, anggota
pengelola atau yang sengaja ditanam sejak awal berdirinya. Sehingga dengan
modal sedikit bocoran informasi saja sudah bisa dirakit menjadi bom prvokasi
yang dapat menyulitkan orgaisasi/lembaga. Sebaliknya akan lebih mudah mencari
orang-orang yang (tugasnya dalam aktivitas intelijen) banyak bicara, memamerkan
banyak aktifitasnya, daripada mencari orang-orang yang berkarakter intelijen
yang bisa melakukan segala sesuatunya secara terukur. Yang perlu diperhatikaan
adalah setiap anggota harus memahami betul tentang kepemimpinan, memilih
pemimpin, strategi pengaturan posisi atau komposisi dalam penyusunan anggota
pelaksana, peningkatan disiplin dan pengamanan terhadap hal-hal yang bersifat
rahasia. Disamping itu pula perlu diadakan pemberian muatan (masalah) yang
berlebihan terhadap suatu masalah secara umum, dimana sering kali terjadi di
masyarakat dalam menyikapi isu atau pokok persoalan yang dilansir oleh pihak
asing, misalnya para tokoh, pembuat makalah, pemimpin organisasi,
lembaga-lembaga non pemerintah, begitu cepat sekali bereaksi, padahal mereka
belum melakukan proses pemeriksaaan, penelitian singkat, penelitian silang,
melakukan koordinasi antar personil secara intern organisasi, antar organisasi
atau kelembagaan. Prosedur itu tidak terlalu sulit jika dilakukan secara
hati-hati dalam langkah dan tindakannya. Unsur litbang yang telah ada di hampir
setiap organisasi bisa dimanfaatkan dan diperluas fungsinya agar bisa menjawab
secara cepat dan tepat kebutuhan informasi yang diperlukan, terutama yang ada
kaitannya dengan peristiwa penting, kasus atau masalah-masalah intelijen yang
sedang berkembang secara cepat. Kondisi dilapangan sekarang ini menyiratkan
bahwa prosedur itu nyaris terabaikan. Perlu diketahui bahwa, meskipun
persoalan-persoalan yang dilansir di berbagai media itu ada yang factual,
tetapi banyak juga yang masih berupa data yang belum dapat dipastikan
kebenarannya. Bahkan lebih celaka lagi jika isu yang dilempar oleh pihak lain
itu baru sebatas operasi intelijen untuk mendapatkan umpan balik dari
pihak-pihak atau jaringan yang menjadi target mereka. Untuk memperbaiki cara
kerja yang kontra produktif itu maka menerapkan disiplin dalam setiap
keadaan yang mengharuskan kita tunduk pada konstitusi negara, sehingga tidak
menjadi bulan-bulanan dan bahan tertawaan pihak asing.
0 Response to "pola operasi intelijen secara clandestine (Penysupan Sasaran) - Pemuda Panca Marga, Jakarta Pusat"
Posting Komentar