Kekuatan dari sistem kelompok kerja - Pemuda Panca Marga, Jakarta Pusat


Selain masalah-masalah khusus yang berkaitan dengan kelompok tempur dan berpasangan, terdapat beberapa masalah umum yang berkaitan dengan kelompok dan perubahan yang berasal dari karakteristik sentral dari sebuah kelompok. Sebuah kelompok adalah suatu sistem – bahkan walaupun bukan merupakan sebuah tim, ada sesuatu bentuk struktur internal, individu didefinisikan di dalam hubungannya dengan orang lain dalam kelompok tersebut, dan seandainya kelompok itu stabil, mereka akan berperilaku dengan cara yang konsisten dengan kedudukan mereka dalam kelompok.

Kelompok akan mencapai keseimbangan dalam konteks cara mereka bekerja; bila mereka akan berubah, kelompok tersebut harus kehilangan keseimbangan yang ada sekarang ini sebelum menemukan suatu keseimbangan yang baru. Tidak seorang pun suka kehilangan keseimbangannya, dan akan ada “kekuatan-kekuatan pendukung” yang kuat, yang berusaha (tidak selamanya secara sadar) untuk mempertahankan agar kelompok itu tetap stabil walaupun ada perubahan. Pemimpin harus dapat mengatasi hal-hal ini.
               


Ada dua buah cara utama bagi pemimpin untuk melakukan ini. Salah satunya adalah dengan menurunkan tingkat ancaman yang dipersepsikan mereka sehingga kelompok tersebut merasa aman terhadap perubahan; cara lainnya adalah menaikkan tingkat ancaman yang mereka persepsikan sehingga kelompok itu merasa keadaan sudah terlalu berbahaya bila tidak mengadakan perubahan. Saya menyebut kedua cara ini “minyak” dan “pasir”, karena “minyak” mengurangi gesekan dan mempermudah bagian-bagian mesin untuk bergerak terhadap satu sama lain, sedangkan istilah “pasir dalam kerang” berkonotasi perubahan konstruktif dalam bentuk mutiara yang bersinar dengan meningkatkan friksi dan “meningkatkan” sistem. Minyak dan pasir keduanya “bekerja” dalam pengertian – mengadakan perubahan; cara yang Anda pilih tergantung pada  kepribadian Anda dan situasinya.

 

9.4.1       Minyak

 

Pemimpin yang memilih cara untuk mempengaruhi kelompok melalui “minyak” berperilaku sebagai berikut :


·         Dia menggunakan setiap kesempatan untuk meningkatkan percaya-diri kelompok dan anggotanya: dia mungkin melakukan ini dengan pujian dan dukungan aktual atau cuma sekadar dengan mendengarkan penuh perhatian, meluangkan waktu dan minatnya, yang menunjukkan bahwa kelompok tersebut sangat berarti baginya.

·         Dia seorang penyabar: dia melangkah sesuai dengan langkah kelompok itu; dia tidak berupaya untuk memaksanakan keputusan ataupun tindakan.

·         Dia bertindak untuk mengurangi ketegangan yang timbul di antara anggota kelompok itu: dia menunjukkan pada mereka hal-hal yang mereka sepakati, di mana argumentasi mereka saling mendukung satu sama lain; dia membantu komunikasi dengan menyatakan kembali, dengan menafsirkan. Kemungkinan dia akan mengatakan seperti ini “Menurut saya yang dimaksud oleh anu adalah….”, untuk mengungkapkan kembali sesuatu yang telah dikatakan seseorang dengan cara yang lebih komprehensif dan / atau saling mendukung satu sama lain.


Dampak dari bentuk perilaku ini adalah untuk mengurangi kecemasan, kegelisahan, untuk membuat orang merasa aman untuk mengadakan eksplorasi, mengkritik, menantang, melakukan provokasi dan pada akhirnya mengadakan perubahan. Bahkan walaupun hanya seorang yang berperilaku seperti ini dalam suatu kelompok khususnya bila orang tersebut dianggap sebagai orang yang memiliki pengaruh dapat memiliki dampak yang sangat besar pada kemampuan penyesuaian diri dari kelompok tersebut. Perubahan akan berjalan baik dan benar-benar  “diharapkan”, yaitu, dibuat lebih mudah, lebih mulus/lancar.

Cara “minyak” ini sangat cocok untuk membuat kemajuan pada kelompok tempur/lari. Cara ini jauh lebih baik dalam ancangannya dibanding dengan cara yang saya lakukan terhadap kelompok yang telah saya ceritakan sebelum ini.

9.4.2       Pasir


Seorang mengiginkan perubahan yang memilih metode untuk mempengaruhi kelompok melalui “pasir” berperilaku dalam cara-cara seperti berikut ini :
·         Dia mengatakan hal-hal yang mengejutkan pada orang lain.
·         Dia menantang asumsi-asumsi yang dikemukakan oleh kelompok itu.
·         Dia mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang membuat kelompok tersebut menjadi tidak enak: “Menurut Anda untuk berapa lama hal ini akan tetap berlangsung?” “Siapa yang tidak terpuasi dengan kinerja kita ?”
·         Dia menolak untuk bersekongkol, baik dengan kelompok secara keseluruhan maupun dengan masing-masing individu di dalamnya.
·         Dia meningkatkan ketegangan yang ada, menyatakan setuju saat orang mengatakan bahwa ada masalah. Tidak memberi keyakinan kembali, tidak meremehkan tanda-tanda yang mengganggu kelompok itu, dia malah memperhebatnya.

·         Dia mengemukakan informasi yang benar dan relevan tapi sifatnya menakutkan:” Keuntungan tahun ini turun 50% dari tahun lalu”. “Sekarang ini pergantian staf kita adalah sebesarnya 30% per tahun”.”Semua departemen saat ini harus menilai keberadaannya dengan kriteria finansial.

Kesemuanya ini harus dilakukan dalam cara yang obyektif dan netral. Perasaan tidak terlibat inilah yang membuat jengkel dan menyakitkan kelompok itu, seperti pasir yang ada dalam tiram, tetapi mungkin akan menghasilkan mutiara perubahan.

Tapi hal itu mungkin tidak terjadi. Cara itu mungkin malahan akan menimbulkan kemarahan, permusuhan dan akhirnya penolakan. Dan itulah dimana pemimpin tadi perlu “pasir yang sesungguhnya”. Karena akan sangat tidak enak untuk menjadi “pasir dalam tiram”.

Seandainya, dengan berperilaku seperti ini, pemimpin perubahan dipandang sebagai orang yang bersenjatakan kapak untuk menggertak, kelompok itu bisa memusuhi perilakunya, menolaknya, mengabaikannya. Dia seharusnya membuat kelompok itu bingung, mendorongnya untuk menilai keadaan kelompok itu sendiri, alih-alih dari membuat mereka mengatakan bahwa “dialah yang sebenarnya punya masalah”.

Terkadang dosis pemberian pasir yang diperpanjang merupakan satu-satunya cara untuk mengguncang perasaan puas diri dari kelompok berpasangan. Pimpinan unit itu telah kehabisan akal untuk membuat para bawahannya berfikir lebih tajam, dan lebih berdaya saing. Mereka beranggapan bahwa apa yang mereka perbuat sudah cukup baik. Akhirnya, si pemimpin memprovokasikan suatu perubahan dengan mengundang salah seorang tim keuangan untuk ikut serta selama sepuluh menit dalam setiap pertemuan mingguan mereka. Bagian keuangan itu hanya mempresentasikan beberapa angka dan kemudian keluar dari ruangan.

Angka-angka tersebut tidak pernah dibahas; pimpinan kemudian akan melanjutkan pada item nomor dua dalam agenda pertemuan. Tapi setelah hal ini berlangsung beberapa kali, kelompok itu mulai membahas cara-cara untuk meningkatkan efisiensi mereka, dan benar-benar untuk meningkatkan efisiensi mereka, dan benar-benar melaksanakannya (angka-angka ini berkaitan dengan efisiensi relatif dari berbagai unit produksi dalam perusahaan).

Kunci keberhasilan yang sesungguhnya dari cara ini terletak pada cara memperkenalkan angka namun tidak mendiskusikannya. Kelompok ini tentunya akan  berpikir “Saya heran apa maksudnya ini; marilah memikirkan hal ini”, alih-alih dari saling memperdebatkan angka-angka tersebut dan saling mendukung pendapat satu sama lain.

Bentuk keahlian yang dibicarakan disini merupakan sarana yang paling canggih yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin. Keahlian itu menuntut kombinasi dari kontrol-diri dan kreativitas yang kita inginkan hanya pada momen yang lebih baik. Tapi pada tingkat yang biasa pun, layak diingat bahwa bila kita adalah bagian dari suatu kelompok, akan ada kekuatan-kekuatan yang lebih kuat berusaha untuk mempertahankan keadaan status quo dibanding keadaan normal.

Kita perlu mempraktekkan “meninggikan diri kita” di atas kelompok itu, menjadikan kita tidak memihak, dan melakukan tindakan terbaik untuk membantu membuat kemajuan baik apakah kita sebagai pemimpin, maupun sebagai salah seorang anggotanya atau hanya semata-mata diundang untuk ikut berpartisipasi dalam aktivitas mereka.

Ada satu hal lagi sebelum kita meninggalkan pokok bahasan mengenai kelompok dan perubahan. Untuk mengetahui apakah Anda dapat bertindak sebagai seorang agen provokasi dan menggerakkan sebuah kelompok untuk maju, Anda harus mengajukan pada diri sendiri beberapa pertanyaan menyelidik.

Tidak cuma Anda bisa merasa yakin bahwa Anda tidak ingin mempengaruhi kelompok bersangkutan sekedar untuk memapankan keadaan yang lama, atau membuat diri Anda merasa penting, tapi Anda juga harus mengajukan pertanyaan :
·         Apakah  Anda mempercayai kelompok ini ? Bila dalam lubuk hati Anda, Anda tidak merasa yakin kelompok itu bisa melakukan karya yang baik, Anda bukanlah orang yang tepat untuk menjadi “minyak atau pasir” baginya.
·         Apakah Anda menyukai kelompok ini ? Bila tidak, Anda tentu akan menginginkannya terpecah belah; kelompok itu akan mengetahuinya dan melumpuhkan Anda.
·         Seberapa penting artinya bagi Anda untuk ikut terlibat ? Bila itu sangat penting artinya bagi Anda, Anda tidak akan mampu membuat diri Anda menjadi tidak memihak untuk dapat menjadi pemimpin yang bermanfaat bagi kelompok tersebut. Anda cenderung mencari pembenaran jangka-pendek daripada keefektifan jangka panjang.
·         Apakah Anda takut pada kelompok ini ? Bila  Anda merasa takut, jangan coba-coba memulai tindakan untuk mengubahnya. Dan jangan malu menjadi orang yang takut kelompok-kelompok memang menakutkan.







0 Response to "Kekuatan dari sistem kelompok kerja - Pemuda Panca Marga, Jakarta Pusat"

Posting Komentar