Kebanyakan tugas yang
ditetapkan organisasi umumnya terlalu besar untuk diselesaikan oleh hanya
seorang individu. Sehingga, banyak kehidupan organisasi dihabiskan dalam apa
yang kita sebut “tim : tim proyek, tim manajemen, tim fungsional, dan
sebagainya.
Sekarang, perkataan
“tim” menyiratkan struktur internal yang berderajat sangat tinggi. Pikirkan
tentang sebuah tim sepakbola, misalnya, dimana setiap anggota mempunyai posisi
masing-masing, tujuan perbandingan tertentu, dan wilayah. Tidak hanya itu,
setiap orang segera mengetahui posisi anggota lainnya. Jarang terjadi tim dalam
kehidupan kerja sehari-hari mempunyai struktur dengan derajat semacam itu, dan
dalam beberapa kasus tidak terdapat struktur sama sekali – tim tersebut hanya
sekadar sekumpulan rekan-rekan yang akan berbagi pekerjaan diantara mereka.
Juga, perkataan
“tim” menyiratkan secara jelas tujuan bersama yang telah diidentifikasikan. Di
sini mungkin tim kerja memiliki banyak kesamaan dengan tim olah raga, tapi
masih ada tim kerja yang harus mengidentifikasikan tujuan mereka sebelum
dimulai; dan banyak keadaan di mana tujuan dari sebuah bagian dari apa yang
disebut tim sangat berlainan dengan tujuan dari bagian lainnya.
Apa yang sedang saya
terangkan adalah : yaitu sering lebih tepat untuk memandang tim-tim dalam
organisasi bukan sebagai tim, tapi hanya sekadar kelompok.
Anda mungkin akan
mengatakan apa artinya suatu kata. Dalam kasus ini, perbedaannya besar sekali.
Struktur dan sikap satu pikiran dari sebuah tim memungkinkan dikesampingkannya
banyak masalah antar pribadi, yang umumnya disebut “dinamika kelompok”: di mana
sekelompok orang yang ikatannya longgar, dengan berbagai derajat komitmen dan
kejelasan tentang apa yang akan mereka capai, memukul dinamika kelompok tadi
dan sangat mungkin melindasnya sebagai konsekuensinya.
Maka dalam Bab ini
kita akan membahas pandangan orang awam terhadap dinamika kelompok, masalah-masalah tertentu
yang dihadapi kelompok ketika menghadapi perubahan, dan bagaimana agen perubahan
bisa bekerja bersama dengan kelompok untuk mengatasi masalah-masalah ini dan
melepaskan energi kelompok pada tugas perubahan tersebut. Bila Anda ingin
mengadakan perubahan dalam organisasi, cepat atau lambat Anda perlu
melakukannya dalam atau melalui suatu kelompok.
Kelompok kerap terbagi
dalam tiga kategori : kelompok tempur/lari;
kelompok berpasangan dan kelompok kerja. Katagori kelompok itu akan
menentukan kemampuannya untuk menghasilkan karya yang bermanfaat, kesejahteraan
orang-orang yang ada dalam kelompok yang bersangkutan, dan khususnya yang
mempunyai arti penting bagi kita di sini, adalah kemampuannya untuk beradaptasi
terhadap perubahan dengan baik.
9.1 Sebuah Kelompok Tempur/lari
Ini adalah sebuah
kelompok yang pada pokoknya berkepentingan untuk melindungi dirinya sendiri.
Kelompok ini memandang lingkungan luar, termasuk orang-orang yang berada di
luar kelompok tersebut, sebagai hal yang mengancam; dia akan memberi respons
baik dengan menarik diri (lari) atau menyerang (bertempur). Tujuan terpenting
dari kelompok itu adalah untuk melindungi integritas dirinya dari pengaruh
luar.
Tim yang dengan tenang
melaksanakan karya produktifnya secara tiba-tiba bisa berubah menjadi kelompok
tempur/lari bila diancam akan dibubarkan atau dipecah; mereka juga akan
memberikan reaksi seperti itu bila dikritik, atau bila menganggap bahwa mereka
diberi tugas yang mereka takuti tidak akan berhasil dilaksanakan.
Jadi salah satu yang
bisa terjadi saat Anda mengajukan usul
perubahan kepada sebuah kelompok adalah kelompok tersebut menjadi suatu
kelompok tempur/lari. Apa saja karakteristik dari kelompok tempur/lari ? Dengan
cara bagaimana mereka berperilaku ?
·
Mereka
menolak informasi yang asalnya dari luar kelompok. Organisasi dalam tahap akhir
keruntuhannya, saat akan digulingkan, mungkin merupakan contoh klasik mengenai
hal ini; juga pemimpin yang menolak analisis finansial yang memberikan indikasi
tentang kelemahan-kelemahannya.
·
Mereka
cenderung menghukum si pembawa informasi tadi adalah sangat berisiko untuk
menjadi pembawa berita buruk kepada kelompok semacam itu !
·
Mereka
akan memperbincangkan di antara mereka sendiri tentang betapa bodohnya, tidak
layaknya dipercayai atau tidak mempunyai informasi orang-orang yang berada di
luar kelompok tersebut.
·
Mereka
akan menghabiskan banyak waktu untuk bersama-sama merencanakan cara-cara yang
akan memastikan kelangsungan hidup kelompok mereka sendiri.
·
Mereka
akan banyak mengadakan pertemuan-pertemuan yang tertutup.
·
Sering
terjadi, mereka akan mengusir seorang anggota dari kelompok itu, karena dia
mengancam persatuan kelompok.
·
Mereka
akan menjadi paranoid. Mereka akan menafsirkan kejadian atau komentar-komentar
yang sangat biasa sebagai hal-hal yang berbahaya atau mengancam kelompok itu.
·
Mereka
seringkali mempunyai seorang pimpinan yang kuat dan otoriter, yang tidak boleh
ditentang siapapun.
·
Mereka
tidak mengakui adanya kegagalan, dan mengkambing hitamkan orang-orang lain yang
tidak bersalah.
Sungguh mudah untuk
membuat kelompok berubah menjadi kelompok tempur/lari, semudah untuk membuat
orang merasa gelisah, saat Anda sedang berupaya untuk mengenalkan perubahan.
Dan kelompok tempur/lari merupakan lawan yang kuat; Anda tak hanya sekedar menggandakan kekuatan perlawanan dari
seorang individu, tapi Anda juga meningkatkannya secara eksponensial.
9.2 Kelompok berpasangan
Tidak seperti kelompok
tempur/lari, yang selalu dihantui oleh lingkungan di luar kelompok itu, meski
dimaksudkan untuk menangkal ancaman-ancaman yang nyata maupun yang khayalan,
kelompok berpasangan benar-benar mengarah pada dirinya sendiri. Tujuan utamanya
adalah untuk membentuk hubungan dalam kelompok itu. Bentuk kelompok ini
berperilaku dalam cara-cara seperti berikut :
·
Kelompok
tersebut akan banyak menghabiskan waktunya bersama-sama.
·
Cenderung
menceritakan banyak hal dengan lelucon.
·
Kelompok
ini akan memiliki lingkungan yang “mirip klub”: orang-orang boleh berpakaian
dengan gaya tertentu yang mudah dikenali. Kadang-kadang orang yang ada dalam
kelompok ini kelihatan mempunyai fisik yang serupa – ini berkaitan dengan
tendensi kelompok untuk menyeleksi anggota-anggota yang baru atas dasar
seberapa mirip mereka dengan anggota-anggota yang sudah ada.
·
Mungkin
terdapat banyak sekali aktivitas seks dalam kelompok tersebut; orang-orang
berkencan, kecemburuan seksual, persaingan. Semuanya tidak merasa bahagia
berada dalam lingkungan kelompok tersebut.
·
Kelompok
itu akan menyembunyikan pertentangan dan ketegangan dari “orang-orabng luar”;
lebih suka menyajikan penampilan yang akrab dan bahagia.
·
Sebagian
besar proporsi dari diskusi yang diadakan oleh kelompok itu bersangkut-paut
dengan kelompok itu sendiri, dengan anggota-anggotanya; hanya relatif sedikit
membicarakan hal-hal di luar kelompok.
·
Kelompok
tersebut akan menghabiskan waktu bersama bahkan walau tak ada tugas yang perlu
dilakukan.
·
Kelompok
ini akan terdiri dari jaringan sekutu yang kuat, dan akan melawan upaya untuk
memecah belah kelompok untuk tujuan apapun.
·
Anggota-anggota
kelompok akan menyebut dirinya “sabahat” alih-alih “rekan”.
·
Keluarga
dari anggota kelompok dan kehidupan pribadi mereka dinomor duakan bagi
aktivitas kelompok; pasangan di “luar kelompok itu” cenderung tidak diikutkan
dalam kegiatan sosial.
·
Kelompok
tersebut akan berupaya meminimalkan risiko kegagalan.
Kelompok berpasangan
kerap menjadi sarana pemuasan diri yang luar biasa. Hal inilah yang membuatnya
sangat sulit dirubah. Karena mereka tidak banyak memperhatikan
kejadian-kejadian di dunia luar, sangat sulit untuk mendapatkan saluran ke
dalam kelompok mereka untuk memberikan informasi yang mungkin akan membawa
mereka ke arah perubahan.
9.3 Kelompok Kerja
Ini adalah kelompok
yang produktif, yang difokuskan untuk menyelesaikan suatu tugas. Inilah tim
yang sebenarnya, dalam segala hal. Kerap kelompok ini muncul melalui inkarnasi
dari kelompok berpasangan atau kelompok tempur/lari, dan telah mencapai suatu
tingkat kematangan sebagai sebuah kelompok, yang berarti bahwa kelompok
tersebut dapat berinteraksi secara berkesinambungan dan menguntungkan dengan
lingkungan luar. Beberapa tanda bahwa sebuah kelompok adalah benar-benar sebuah
kelompok kerja adalah :
·
Mereka
mengetahui secara jelas hal-hal yang perlu dilakukan dan bagian mereka.
·
Keluaran
/ hasil dari kelompok ini tinggi.
·
Kelompok
ini akan selalu siap untuk dibubarkan begitu tugas telah selesai dilaksanakan.
·
Kelompok
ini terbuka terhadap orang lain, ide-ide, dan informasi yang berasal dari luar;
tentu diperlukan langkah-langkah nyata agar tetap berpijak pada pedoman semula.
·
Kelompok
akan meninjau-ulang kinerjanya, dan berupaya untuk memperbaiki dan
meningkatkannya.
·
Kelompok
akan mengaku adanya kegagalan, dan berusaha untuk mencari sebab-sebab mengapa
kegagalan tersebut bisa terjadi.
Kelompok kerja jauh
lebih terbuka terhadap perubahan yang mereka persepsikan akan membuat kemajuan
bagi tugas mereka dibandingkan kelompok-kelompok tempur/lari atau yang
berpasangan.
9.4 Kekuatan dari sistem itu
Selain masalah-masalah
khusus yang berkaitan dengan kelompok tempur dan berpasangan, terdapat beberapa
masalah umum yang berkaitan dengan kelompok dan perubahan yang berasal dari
karakteristik sentral dari sebuah kelompok. Sebuah kelompok adalah suatu sistem – bahkan walaupun bukan merupakan
sebuah tim, ada sesuatu bentuk struktur internal, individu didefinisikan di
dalam hubungannya dengan orang lain dalam kelompok tersebut, dan seandainya
kelompok itu stabil, mereka akan berperilaku dengan cara yang konsisten dengan
kedudukan mereka dalam kelompok.
Kelompok akan mencapai
keseimbangan dalam konteks cara mereka bekerja; bila mereka akan berubah,
kelompok tersebut harus kehilangan keseimbangan yang ada sekarang ini sebelum
menemukan suatu keseimbangan yang baru. Tidak seorang pun suka kehilangan
keseimbangannya, dan akan ada “kekuatan-kekuatan pendukung” yang kuat, yang
berusaha (tidak selamanya secara sadar) untuk mempertahankan agar kelompok itu
tetap stabil walaupun ada perubahan. Pemimpin harus dapat mengatasi hal-hal
ini.
Ada dua buah cara
utama bagi pemimpin untuk melakukan ini. Salah satunya adalah dengan menurunkan
tingkat ancaman yang dipersepsikan mereka sehingga kelompok tersebut merasa
aman terhadap perubahan; cara lainnya adalah menaikkan tingkat ancaman yang
mereka persepsikan sehingga kelompok itu merasa keadaan sudah terlalu berbahaya
bila tidak mengadakan perubahan. Saya menyebut kedua cara ini “minyak” dan
“pasir”, karena “minyak” mengurangi gesekan dan mempermudah bagian-bagian mesin
untuk bergerak terhadap satu sama lain, sedangkan istilah “pasir dalam kerang”
berkonotasi perubahan konstruktif dalam bentuk mutiara yang bersinar dengan meningkatkan
friksi dan “meningkatkan” sistem. Minyak dan pasir keduanya “bekerja” dalam
pengertian – mengadakan perubahan; cara yang Anda pilih tergantung pada kepribadian Anda dan situasinya.
9.4.1 Minyak
Pemimpin yang memilih cara untuk mempengaruhi kelompok melalui “minyak” berperilaku sebagai berikut :
· Dia menggunakan setiap kesempatan untuk meningkatkan percaya-diri kelompok dan anggotanya: dia mungkin melakukan ini dengan pujian dan dukungan aktual atau cuma sekadar dengan mendengarkan penuh perhatian, meluangkan waktu dan minatnya, yang menunjukkan bahwa kelompok tersebut sangat berarti baginya.
· Dia seorang penyabar: dia melangkah sesuai dengan langkah kelompok itu; dia tidak berupaya untuk memaksanakan keputusan ataupun tindakan.
· Dia bertindak untuk mengurangi ketegangan yang timbul di antara anggota kelompok itu: dia menunjukkan pada mereka hal-hal yang mereka sepakati, di mana argumentasi mereka saling mendukung satu sama lain; dia membantu komunikasi dengan menyatakan kembali, dengan menafsirkan. Kemungkinan dia akan mengatakan seperti ini “Menurut saya yang dimaksud oleh anu adalah….”, untuk mengungkapkan kembali sesuatu yang telah dikatakan seseorang dengan cara yang lebih komprehensif dan / atau saling mendukung satu sama lain.
Dampak dari bentuk
perilaku ini adalah untuk mengurangi kecemasan, kegelisahan, untuk membuat
orang merasa aman untuk mengadakan eksplorasi, mengkritik, menantang, melakukan
provokasi dan pada akhirnya mengadakan perubahan. Bahkan walaupun hanya seorang
yang berperilaku seperti ini dalam suatu kelompok khususnya bila orang tersebut
dianggap sebagai orang yang memiliki pengaruh dapat memiliki dampak yang sangat
besar pada kemampuan penyesuaian diri dari kelompok tersebut. Perubahan akan
berjalan baik dan benar-benar “diharapkan”,
yaitu, dibuat lebih mudah, lebih mulus/lancar.
Cara “minyak” ini
sangat cocok untuk membuat kemajuan pada kelompok tempur/lari. Cara ini jauh
lebih baik dalam ancangannya dibanding dengan cara yang saya lakukan terhadap
kelompok yang telah saya ceritakan sebelum ini.
9.4.2 Pasir
Seorang mengiginkan
perubahan yang memilih metode untuk mempengaruhi kelompok melalui “pasir”
berperilaku dalam cara-cara seperti berikut ini :
·
Dia
mengatakan hal-hal yang mengejutkan pada orang lain.
·
Dia
menantang asumsi-asumsi yang dikemukakan oleh kelompok itu.
·
Dia
mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang membuat kelompok tersebut menjadi tidak
enak: “Menurut Anda untuk berapa lama hal ini akan tetap berlangsung?” “Siapa
yang tidak terpuasi dengan kinerja kita ?”
·
Dia
menolak untuk bersekongkol, baik dengan kelompok secara keseluruhan maupun
dengan masing-masing individu di dalamnya.
·
Dia
meningkatkan ketegangan yang ada, menyatakan setuju saat orang mengatakan bahwa
ada masalah. Tidak memberi keyakinan kembali, tidak meremehkan tanda-tanda yang
mengganggu kelompok itu, dia malah memperhebatnya.
·
Dia
mengemukakan informasi yang benar dan relevan tapi sifatnya menakutkan:”
Keuntungan tahun ini turun 50% dari tahun lalu”. “Sekarang ini pergantian staf
kita adalah sebesarnya 30% per tahun”.”Semua departemen saat ini harus menilai
keberadaannya dengan kriteria finansial.
Kesemuanya ini harus
dilakukan dalam cara yang obyektif dan netral. Perasaan tidak terlibat inilah
yang membuat jengkel dan menyakitkan kelompok itu, seperti pasir yang ada dalam
tiram, tetapi mungkin akan menghasilkan mutiara perubahan.
Tapi hal itu mungkin
tidak terjadi. Cara itu mungkin malahan akan menimbulkan kemarahan, permusuhan
dan akhirnya penolakan. Dan itulah dimana pemimpin tadi perlu “pasir yang sesungguhnya”.
Karena akan sangat tidak enak untuk menjadi “pasir dalam tiram”.
Seandainya, dengan
berperilaku seperti ini, pemimpin perubahan dipandang sebagai orang yang
bersenjatakan kapak untuk menggertak, kelompok itu bisa memusuhi perilakunya,
menolaknya, mengabaikannya. Dia seharusnya membuat kelompok itu bingung,
mendorongnya untuk menilai keadaan kelompok itu sendiri, alih-alih dari membuat
mereka mengatakan bahwa “dialah yang sebenarnya punya masalah”.
Terkadang dosis
pemberian pasir yang diperpanjang merupakan satu-satunya cara untuk mengguncang
perasaan puas diri dari kelompok berpasangan. Pimpinan unit itu telah kehabisan
akal untuk membuat para bawahannya berfikir lebih tajam, dan lebih berdaya
saing. Mereka beranggapan bahwa apa yang mereka perbuat sudah cukup baik.
Akhirnya, si pemimpin memprovokasikan suatu perubahan dengan mengundang salah
seorang tim keuangan untuk ikut serta selama sepuluh menit dalam setiap
pertemuan mingguan mereka. Bagian keuangan itu hanya mempresentasikan beberapa
angka dan kemudian keluar dari ruangan.
Angka-angka tersebut
tidak pernah dibahas; pimpinan kemudian akan melanjutkan pada item nomor dua
dalam agenda pertemuan. Tapi setelah hal ini berlangsung beberapa kali,
kelompok itu mulai membahas cara-cara untuk meningkatkan efisiensi mereka, dan
benar-benar untuk meningkatkan efisiensi mereka, dan benar-benar
melaksanakannya (angka-angka ini berkaitan dengan efisiensi relatif dari
berbagai unit produksi dalam perusahaan).
Kunci keberhasilan
yang sesungguhnya dari cara ini terletak pada cara memperkenalkan angka namun
tidak mendiskusikannya. Kelompok ini tentunya akan berpikir “Saya heran apa maksudnya ini;
marilah memikirkan hal ini”, alih-alih dari saling memperdebatkan angka-angka
tersebut dan saling mendukung pendapat satu sama lain.
Bentuk keahlian yang
dibicarakan disini merupakan sarana yang paling canggih yang harus dimiliki
oleh seorang pemimpin. Keahlian itu menuntut kombinasi dari kontrol-diri dan
kreativitas yang kita inginkan hanya pada momen yang lebih baik. Tapi pada
tingkat yang biasa pun, layak diingat bahwa bila kita adalah bagian dari suatu
kelompok, akan ada kekuatan-kekuatan yang lebih kuat berusaha untuk
mempertahankan keadaan status quo dibanding keadaan normal.
Kita perlu
mempraktekkan “meninggikan diri kita” di atas kelompok itu, menjadikan kita
tidak memihak, dan melakukan tindakan terbaik untuk membantu membuat kemajuan
baik apakah kita sebagai pemimpin, maupun sebagai salah seorang anggotanya atau
hanya semata-mata diundang untuk ikut berpartisipasi dalam aktivitas mereka.
Ada satu hal lagi
sebelum kita meninggalkan pokok bahasan mengenai kelompok dan perubahan. Untuk
mengetahui apakah Anda dapat bertindak sebagai seorang agen provokasi dan menggerakkan sebuah kelompok untuk maju, Anda
harus mengajukan pada diri sendiri beberapa pertanyaan menyelidik.
Tidak cuma Anda bisa
merasa yakin bahwa Anda tidak ingin mempengaruhi kelompok bersangkutan sekedar
untuk memapankan keadaan yang lama, atau membuat diri Anda merasa penting, tapi
Anda juga harus mengajukan pertanyaan :
·
Apakah Anda mempercayai kelompok ini ? Bila dalam lubuk hati
Anda, Anda tidak merasa yakin kelompok itu bisa melakukan karya yang baik, Anda
bukanlah orang yang tepat untuk menjadi “minyak atau pasir” baginya.
·
Apakah Anda menyukai
kelompok ini ? Bila
tidak, Anda tentu akan menginginkannya terpecah belah; kelompok itu akan
mengetahuinya dan melumpuhkan Anda.
·
Seberapa penting
artinya bagi Anda untuk ikut terlibat ? Bila itu sangat penting artinya
bagi Anda, Anda tidak akan mampu membuat diri Anda menjadi tidak memihak untuk
dapat menjadi pemimpin yang bermanfaat bagi kelompok tersebut. Anda cenderung
mencari pembenaran jangka-pendek daripada keefektifan jangka panjang.
·
Apakah Anda takut pada
kelompok ini ? Bila Anda merasa takut, jangan coba-coba memulai
tindakan untuk mengubahnya. Dan jangan malu menjadi orang yang takut
kelompok-kelompok memang menakutkan.
0 Response to "MEMBUAT PERUBAHAN TERJADI DALAM KELOMPOK (KORPS) - Pemuda Panca Marga, Jakarta Pusat"
Posting Komentar