GAYA KEPEMIMPINAN - Pemuda Panca Marga, Jakarta Pusat





Agar dapat menjalankan tugasnya setiap pemimpin diberi wewenang atau kekuasaan, berdasarkan wewenang itu seorang pemimpin dapat membimbing, mengantar, mengarahkan, menyatukan dan menggerakkan mereka yang dipimpinnya menuju ke tujuan dan cita-cita bersama.  Cara mempergunakan wewenang dapat berbeda dari satu pemimpin ke pemimpin lain. Perbedaan cara penggunaan wewenang ini menciptakan gaya kepemimpinan yang berbeda-beda.

Pada garis besarnya kita mengenal tiga gaya kepemimpinan : gaya otokratis, liberal dan demokratis. Masing-masing gaya kepemimpinan itu menentukan hubungan antara kekuasaan pemimpin dan kebebasan mereka yang dipimpin.

1.3.1     Gaya kepemimpinan otokratis,

            Dalam usaha membawa mereka yang dipimpin menuju ke tujuan dan cita-cita bersama, pemimpin dapat memegang kekuasaaan yang ada pada tangannya secara mutlak. Dalam Gaya ini pemimpin bersikap sebagai  penguasa dan yang dipimpin sebagai yang dikuasai.  Termasuk kedalam gaya ini kita menjumpai pemimpin-pemimpin yang :

Mengatakan segala sesuatu yang harus dikerjakan oleh mereka yang dipimpin. Inilah gaya pemimpin diktaktor. Yang dilakukan oleh pemimpin yang mengambil gaya ini hanyalah memberi perintah, aturan larangan. Mereka yang dipimpin tanpa banyak cing cong harus tunduk, taat, dan melaksanakan. Menurut gaya ini mereka yang dipimpin dibiasakan setia kepada perintah dan tekun menjalankannya.

Gaya kepemimpinan ini hanya baik untuk situasi-situasi dimana keadaan betul-betul kritis, dimana keselamatan yang dipimpin berada dibawah kekuasaan orang yang memimpin. Gaya ini hanya baik untuk situasi yang kacau demi pulihnya tata kehidupan yang aman.

Menjual gagasan dan cara kerja kepada kelompok orang dipimpinnya. Inilah gaya kepemimpinan seorang presiden direktur dalam suatu perusahaan besar. Menurut gaya ini pemimpin merumuskan masalahnya serta menyodorkan cara pemecahannya itu dijual kepada bawahannya. Biasanya gagasan yang baik dalam program kerja yang dirasa menguntungkan disambut dengan semangat. Tetapi kalau gagasan itu dirasa tidak baik dan program kerjanya dapat mendatangkan suatu kerugian, bawahan akan menolaknya. Seandainya mereka terpaksa harus menerimanya, biasanya mereka akan menjalankan dengan setengah hati.

1.3.2     Gaya kepemimpinan liberal

Menurut gaya ini pemimpin tidak merumuskan masalah serta cara pemecahannya. Dia membiarkan saja mereka yang dipimpinnya menemukan sendiri masalah yang berhubungan dengan kegiatan bersama dan mencoba mencari cara pemecahannya. Gaya ini bertolak belakang dengan gaya otokratis yang disebut diatas. Dalam gaya ini  tugas seorang pemimpin sekedar menjaga agar mereka yang dipimpinnya berbuat sesuatu. Terserah mereka apa yang mau dikerjakan dan bagaimana cara mengerjakan. Gaya ini hanya baik untuk sekelompok orang yang telah betul-betul telah dewasa dan betul-betul insyaf akan tujuan dan cita-cita bersama, sehingga mampu menghidupkan kegiatan bersama. Gaya ini juga baik untuk kelompok orang yang berkumpul bukan untuk membicarakan hal-hal yang serius, melainkan untuk urusan bersantai bersama, macam malam keakraban atau jam session, yang tidak minta tanggung jawab besar.

1.3.3     Gaya kepemimpinan demokratis.

Gaya ini menciptakan suasana yang demokratis. Dalam gaya ini pemimpin berusaha membawa mereka menuju ke tujuan dan cita-cita dengan memperlakukan mereka sebagai sejajar. Disini batas pemimpin dan bawahan menjadi kabur. Disini orang diberi tempat yang sederajat. Termasuk kedalam gaya kepemimpinan ini, kita jumpai pemimpin-pemimpin yang dalam usaha membawa mereka yang dipimpin menuju ketujuan dengan :

Menyajikan masalah serta cara pemecahannya kepada mereka yang dipimpinnya. Menghadapi masalah serta cara pemecahan yang disajikan oleh pemimpin itu, mereka bebas untuk menggarapnya : merubah, menambah, menyempurnakan. Pemimpin sendiri dengan senang hati menerima usul dan saran mereka. Berdasarkan saran-saran dan usul-usul itu, masalah dan cara pemecahannya dirumuskan secara bagus. Apabila semua sudah setuju, pemimpin baru merumuskan masalah dan cara pemecahan itu secara definitip.

Mengajak mereka yang dipimpinnya untuk bersama merumuskan masalah dan cara pemecahaanya. Dalam gaya ini, pemimpin hanya merasa bahwa ada masalah dalam kegiatan bersama yang perlu ditangani. Tetapi dia sendiri belum melihat secara jelas. Untuk dapat melihat dengan jelas masalahnya dan menemukan cara pemecahan yang jitu, pemimpin mengikut sertakan semua orang yang dipimpinnya. Didalam pembicaraan bersama itu dirumuskan bersama apa masalahnya dan bagaimana cara memecahkannya. Gaya kepimimpinan ini baik untuk kegiatan dikalangan orang-orang yang sudah dewasa yang bersifat permanen lagi mengarah ketujuan dan cita-cita yang tinggi.

Pemimpin wajib memperhatikan untung rugi dari ketiga gaya kepemimpinan itu dan memanfaatkan sesuai dengan tuntutan dan keadaan orang-orang yang dipimpinnya. Dalam situasi konkrit hanya pemimpin sendirilah yang dapat menentukan gaya apa yang sebaiknya diambil dalam situasi dan kondisi ini, dalam perkara ini, dan untuk orang-orang seperti ini. Kepandaian menentukan gaya kepemimpinan dalam situasi konkrit itu bukan kepandaian yang sembarangan.

0 Response to "GAYA KEPEMIMPINAN - Pemuda Panca Marga, Jakarta Pusat"

Posting Komentar