Agar dapat menjalankan tugasnya setiap pemimpin diberi wewenang atau kekuasaan, berdasarkan wewenang itu seorang pemimpin dapat membimbing, mengantar, mengarahkan, menyatukan dan menggerakkan mereka yang dipimpinnya menuju ke tujuan dan cita-cita bersama. Cara mempergunakan wewenang dapat berbeda dari satu pemimpin ke pemimpin lain. Perbedaan cara penggunaan wewenang ini menciptakan gaya kepemimpinan yang berbeda-beda.
Pada garis besarnya kita mengenal tiga gaya kepemimpinan : gaya
otokratis, liberal dan demokratis. Masing-masing gaya kepemimpinan itu
menentukan hubungan antara kekuasaan pemimpin dan kebebasan mereka yang
dipimpin.
1.3.1 Gaya
kepemimpinan otokratis,
Dalam
usaha membawa mereka yang dipimpin menuju ke tujuan dan cita-cita bersama,
pemimpin dapat memegang kekuasaaan yang ada pada tangannya secara mutlak. Dalam
Gaya ini pemimpin bersikap sebagai
penguasa dan yang dipimpin sebagai yang dikuasai. Termasuk kedalam gaya ini kita menjumpai
pemimpin-pemimpin yang :
Mengatakan segala sesuatu yang harus dikerjakan oleh mereka yang
dipimpin. Inilah gaya pemimpin diktaktor. Yang dilakukan oleh
pemimpin yang mengambil gaya ini hanyalah memberi perintah, aturan larangan.
Mereka yang dipimpin tanpa banyak cing cong harus tunduk, taat, dan
melaksanakan. Menurut gaya ini mereka yang dipimpin dibiasakan setia kepada
perintah dan tekun menjalankannya.
Gaya kepemimpinan ini hanya baik untuk situasi-situasi dimana keadaan
betul-betul kritis, dimana keselamatan yang dipimpin berada dibawah kekuasaan
orang yang memimpin. Gaya ini hanya baik untuk situasi yang kacau demi pulihnya
tata kehidupan yang aman.
Menjual gagasan dan cara kerja kepada kelompok orang dipimpinnya.
Inilah gaya kepemimpinan seorang presiden direktur dalam suatu perusahaan
besar. Menurut gaya ini pemimpin merumuskan masalahnya serta menyodorkan cara
pemecahannya itu dijual kepada bawahannya. Biasanya gagasan yang baik dalam
program kerja yang dirasa menguntungkan disambut dengan semangat. Tetapi kalau
gagasan itu dirasa tidak baik dan program kerjanya dapat mendatangkan suatu
kerugian, bawahan akan menolaknya. Seandainya mereka terpaksa harus
menerimanya, biasanya mereka akan menjalankan dengan setengah hati.
1.3.2 Gaya
kepemimpinan liberal
Menurut gaya ini pemimpin tidak merumuskan masalah serta cara
pemecahannya. Dia membiarkan saja mereka yang dipimpinnya menemukan sendiri
masalah yang berhubungan dengan kegiatan bersama dan mencoba mencari cara
pemecahannya. Gaya ini bertolak belakang dengan gaya otokratis yang disebut
diatas. Dalam gaya ini tugas seorang
pemimpin sekedar menjaga agar mereka yang dipimpinnya berbuat sesuatu. Terserah
mereka apa yang mau dikerjakan dan bagaimana cara mengerjakan. Gaya ini hanya
baik untuk sekelompok orang yang telah betul-betul telah dewasa dan betul-betul
insyaf akan tujuan dan cita-cita bersama, sehingga mampu menghidupkan kegiatan
bersama. Gaya ini juga baik untuk kelompok orang yang berkumpul bukan untuk
membicarakan hal-hal yang serius, melainkan untuk urusan bersantai bersama,
macam malam keakraban atau jam session, yang tidak minta tanggung jawab besar.
1.3.3 Gaya
kepemimpinan demokratis.
Gaya ini menciptakan suasana yang demokratis. Dalam gaya ini
pemimpin berusaha membawa mereka menuju ke tujuan dan cita-cita dengan
memperlakukan mereka sebagai sejajar. Disini batas pemimpin dan bawahan menjadi
kabur. Disini orang diberi tempat yang sederajat. Termasuk kedalam gaya
kepemimpinan ini, kita jumpai pemimpin-pemimpin yang dalam usaha membawa mereka
yang dipimpin menuju ketujuan dengan :
Menyajikan masalah serta cara pemecahannya kepada mereka yang
dipimpinnya. Menghadapi masalah serta cara pemecahan yang disajikan oleh
pemimpin itu, mereka bebas untuk menggarapnya : merubah, menambah,
menyempurnakan. Pemimpin sendiri dengan senang hati menerima usul dan saran
mereka. Berdasarkan saran-saran dan usul-usul itu, masalah dan cara
pemecahannya dirumuskan secara bagus. Apabila semua sudah setuju, pemimpin baru
merumuskan masalah dan cara pemecahan itu secara definitip.
Mengajak mereka yang dipimpinnya untuk bersama merumuskan masalah
dan cara pemecahaanya. Dalam gaya ini, pemimpin hanya merasa bahwa ada masalah
dalam kegiatan bersama yang perlu ditangani. Tetapi dia sendiri belum melihat
secara jelas. Untuk dapat melihat dengan jelas masalahnya dan menemukan cara
pemecahan yang jitu, pemimpin mengikut sertakan semua orang yang dipimpinnya.
Didalam pembicaraan bersama itu dirumuskan bersama apa masalahnya dan bagaimana
cara memecahkannya. Gaya kepimimpinan ini baik untuk kegiatan dikalangan
orang-orang yang sudah dewasa yang bersifat permanen lagi mengarah ketujuan dan
cita-cita yang tinggi.
Pemimpin wajib memperhatikan untung rugi dari ketiga gaya
kepemimpinan itu dan memanfaatkan sesuai dengan tuntutan dan keadaan
orang-orang yang dipimpinnya. Dalam situasi konkrit hanya pemimpin sendirilah
yang dapat menentukan gaya apa yang sebaiknya diambil dalam situasi dan kondisi
ini, dalam perkara ini, dan untuk orang-orang seperti ini. Kepandaian
menentukan gaya kepemimpinan dalam situasi konkrit itu bukan kepandaian yang
sembarangan.
0 Response to "GAYA KEPEMIMPINAN - Pemuda Panca Marga, Jakarta Pusat"
Posting Komentar