Keahlian Dalam Menghadapi Orang Lain - Pemuda Panca Marga, Jakarta Pusat



Sungguh mudah mengenali orang-orang yang biasa mengembangkan keahlian dalam menghadapi orang lain. Mereka biasanya menemukan cara yang terbaik (baik dalam hal memilih restoran, pemasok atau tempat relokasi), dan para  mitra kerjanya dengan suka rela mengikuti mereka atau tidak sadar menjalani arahan mereka.

Para motivator yang berhasil kerapkali menjadi pemimpin yang paling berhasil juga. Mereka adalah orang-orang yang biasa membuat segala hal menjadi kenyataan. Dengan segenap kemampuanya dalam mempengaruhi, memberikan insipirasi dan memelihara; mereka menggerakkan orang lain untuk bertindak. Mereka adalah orang-orang yang biasa pasive, tahu saatnya harus menggunakan tekanan, serta tahu jenis tekanan yang harus diterapkan. Yang saya maksud bukan gertakan. Setiap orang biasa saja menggerakkan orang lain dengan todongan pistol atau cambukan, namun saya tidak menganggap orang tersebut memiliki keahlian dalam mengatur orang lain.




Saya paling terkesan dengan orang yang tampak biasa namun mempunyai kemampuan mengagumkan dalam memotivasi orang lain untuk bekerja keras dalam mendapatkan kinerja yang unggul tanpa membuat mereka merasa terampas individualitas atau harga dirinya. Banyak motivator hebat yang memang ramah tamah dan kharismatik; sebagian kelihatan bersifat manipulatif, tapi semuanya mempunyai kemampuan naluriah untuk membuat dirinya dipahami orang lain dan juga memahami perkataan, perasaan dan tindakan-tindakan orang lain. Mereka juga sanggup membuat orang lain menerima arti perkataan dan tindakan-tindakan mereka. Singkatnya, mereka merupakan komunikator yang terlatih.

  Keahlian apa saja yang dimiliki para motivaror sukses?

  a.           Kemampuan untuk berpikir jernih

Kemampuan ini diperlukan untuk membedakan fakta dari perkiraan, khayalan dan fiksi. Juga bisa berpikir obyektif dan menjaga emosi tetap terkendali. Motivator yang terlatih mengetahui apa yang mereka ingin selesaikan dan sanggup menjaga tujuan dan motifnya dalam garis yang jelas. Bahkan ketika mereka harus menghadapi isu-isu politik atau yang mudah membangkitkan emosi.    
Mereka memberi batas jelas antara keinginan dan kebutuhan, dan selalu berusaha menjaga prioritasnya bersama dalam keteraturan dan keseimbangan.

b.             Kemampuan untuk bisa dipahami orang lain

Saat seorang motivator menyampaikan gagasan dan perasaan–pada individu atau kelompok–kata-kata, intonasi dan bahasa tubuhnya terpadu dalam harmoni. Tidak pernah mereka menyampaikan pesan-pesan yang mengandung makna ganda atau membingungkan.
Motivator bicara dengan menggunakan bahasa yang dimengerti para pendengarnya, dan tidak mau mengambil resiko hingga maksud-maksud  mereka tidak tertangkap karena hambatan bahasa. Mereka sedang menuju sasaran atau menyimpang.   
Mereka menyadari bahwa sebagian besar orang kurang mempunyai kemampuan dalam mendengarkan, sehingga mereka berusaha keras untuk menyampaikan maksud-maksudnya secara  langsung dan sekomprehensif mungkin. inilah fakta bahwa kebanyakan orang hanya mengingat 20 persen dari apa yang mereka dengarkan.

  c.           Motivator efektif adalah pendengar yang baik

Mereka mendengarkan reaksi-reaksi yang muncul untuk meyakinkan diri bahwa mereka dipahami. Mereka juga mendengarkan untuk memahami kedudukan orang lain. Mereka memperhatikan tanda dan isyarat yang memberi mereka wawasan mengenai posisi orang lain. Mereka menyadari pilihan kata, intonasi dan bahasa tubuh yang dipergunakan orang lain. Apa yang dikatakan orang lain pasti menarik minat mereka.        
Jelas bahwa apa yang mereka lakukan tidaklah gampang. Jika memang demikian, maka kita harus bisa menjadi pendengar  yang terlatih.
i)       Mereka memperhatikan  apa yang orang lain katakan, dan berusaha mencegah segala hal yang memecah konsentrasinya.
2)      Mereka menjaga pikirannya tetap terkendali; menjaganya dari kemungkinan pikiran yang menerawang atau memanfaatkan waktu bicara orang lain untuk mempersiapkan kesempatan bicara berikutnya.




 d.            Motivator sukses adalah pembicara yang terlatih

Mereka mengetahui cara bertukar pikiran dan perasaan. Mereka sadar akan perbedaan antara berdiskusi dengan menggurui atau berkhotbah.
Seperti penari balet yang baik, pembicara yang terlatih bisa membimbing pasangannya tanpa terlihat adanya unsur manipulasi atau paksaan. Karena mereka mendengar dengan penuh perhatian, maka mereka sanggup mencegah orang lain menyimpang dari pokok pembicaraan. Dengan disertai senyuman, suatu seruan atau komentar singkat yang sopan atau pertanyaan, mereka mengarahkan pembicaraan. Pada saat bersamaan, pembicara merasa ia mendapatkan seorang pendengar yang apresiasif. Sehingga, orang lain pun tidak hanya merasa nyaman, terjamin dan tersanjung tapi yang lebih penting juga merasa lebih komunikatif.
Menurut pandangan saya, pembicaraan merupakan format memotivasi yang paling efektif dan andal. Selain itu, pembicaraan merupakan format yang paling langsung dan fleksibel.

e.             Motivator yang paling efektif juga terlatih dalam komunikasi tertulis

Bagi sebagian orang, lebih mudah dan aman untuk menuangkan pikirannya dalam bentuk tulisan daripada mengungkapkannya secara verbal. Hal ini bisa dimaklumi. Penulis mempunyai waktu untuk menyeleksi kata, menyusun pikirannya secara sistematis tanpa diganggu oleh reaksi penerima, dan bisa menyampaikan isi hatinya yang paling murni. Komunikator yang sungguh-sungguh bagus adalah mereka yang bisa menyampaikan pesan mereka. Mereka mempunyai kemampuan dalam menyampaikan pendapat dan personalitasnya pada sebuah tulisan untuk menciptakan suatu suasana hati yang dibutuhkan dan membangkitkan respon.

Ia juga mengatur agar faktor waktu selalu dalam perspektifnya dan menyampaikan pesannya pada waktu yang paling menguntungkan. Waktu bisa menjadi faktor yang amat rawan jika Anda sedang menghadapi isu-isu yang emosional atau panas pada surat atau memo. Sebagai contoh, saya pikir tidak selayaknya dan anti produktif untuk mengirimkan sebuah surat teguran keras kepada karyawan yang sedang memulai liburan; komunikator yang baik meyakikankan diri bahwa perasaan dan sentimen yang ia ungkapkan di surat yang ia tulis pada hari Rabu akan diserahkan Senin berikutnya, saat surat itu diterima dan dibaca.
Jadi motivator yang ulung–entah itu dalam hal  mempengaruhi anak-anaknya, pelanggan, penduduk atau tenaga kerjanya– merupakan pendengar dan penyampai (expresser) yang baik. Tentu saja, dibutuhkan lebih dari sekedar keahlian komunikasi untuk bisa secara konsisten memotivasi orang-orang lain.

0 Response to "Keahlian Dalam Menghadapi Orang Lain - Pemuda Panca Marga, Jakarta Pusat"

Posting Komentar