Sungguh
mudah mengenali orang-orang yang biasa mengembangkan keahlian dalam menghadapi
orang lain. Mereka biasanya menemukan cara yang terbaik (baik dalam hal memilih
restoran, pemasok atau tempat relokasi), dan para  mitra kerjanya dengan suka rela mengikuti
mereka atau tidak sadar menjalani arahan mereka.
Para
motivator yang berhasil kerapkali menjadi pemimpin yang paling berhasil juga.
Mereka adalah orang-orang yang biasa membuat segala hal menjadi kenyataan.
Dengan segenap kemampuanya dalam mempengaruhi, memberikan insipirasi dan
memelihara; mereka menggerakkan orang lain untuk bertindak. Mereka adalah
orang-orang yang biasa pasive, tahu saatnya harus menggunakan tekanan, serta
tahu jenis tekanan yang harus diterapkan. Yang saya maksud bukan gertakan.
Setiap orang biasa saja menggerakkan orang lain dengan todongan pistol atau
cambukan, namun saya tidak menganggap orang tersebut memiliki keahlian dalam
mengatur orang lain.
Saya
paling terkesan dengan orang yang tampak biasa namun mempunyai kemampuan
mengagumkan dalam memotivasi orang lain untuk bekerja keras dalam mendapatkan
kinerja yang unggul tanpa membuat mereka merasa terampas individualitas atau
harga dirinya. Banyak motivator hebat yang memang ramah tamah dan kharismatik;
sebagian kelihatan bersifat manipulatif, tapi semuanya mempunyai kemampuan
naluriah untuk membuat dirinya dipahami orang lain dan juga memahami perkataan,
perasaan dan tindakan-tindakan orang lain. Mereka juga sanggup membuat orang
lain menerima arti perkataan dan tindakan-tindakan mereka. Singkatnya, mereka
merupakan komunikator yang terlatih. 
  Keahlian apa saja yang dimiliki para
motivaror sukses?
 
a.           Kemampuan untuk
berpikir jernih
Kemampuan
ini diperlukan untuk membedakan fakta dari perkiraan, khayalan dan fiksi. Juga
bisa berpikir obyektif dan menjaga emosi tetap terkendali. Motivator yang
terlatih mengetahui apa yang mereka ingin selesaikan dan sanggup menjaga tujuan
dan motifnya dalam garis yang jelas. Bahkan ketika mereka harus menghadapi
isu-isu politik atau yang mudah membangkitkan emosi.     
Mereka memberi batas jelas antara keinginan dan kebutuhan, dan selalu berusaha menjaga prioritasnya bersama dalam keteraturan dan keseimbangan.
Mereka memberi batas jelas antara keinginan dan kebutuhan, dan selalu berusaha menjaga prioritasnya bersama dalam keteraturan dan keseimbangan.
b.              Kemampuan untuk bisa dipahami orang lain 
Saat
seorang motivator menyampaikan gagasan dan perasaan–pada individu atau
kelompok–kata-kata, intonasi dan bahasa tubuhnya terpadu dalam harmoni. Tidak
pernah mereka menyampaikan pesan-pesan yang mengandung makna ganda atau
membingungkan.
Motivator
bicara dengan menggunakan bahasa yang dimengerti para pendengarnya, dan tidak
mau mengambil resiko hingga maksud-maksud 
mereka tidak tertangkap karena hambatan bahasa. Mereka sedang menuju
sasaran atau menyimpang.    
Mereka menyadari bahwa sebagian besar orang kurang mempunyai kemampuan dalam mendengarkan, sehingga mereka berusaha keras untuk menyampaikan maksud-maksudnya secara langsung dan sekomprehensif mungkin. inilah fakta bahwa kebanyakan orang hanya mengingat 20 persen dari apa yang mereka dengarkan.
Mereka menyadari bahwa sebagian besar orang kurang mempunyai kemampuan dalam mendengarkan, sehingga mereka berusaha keras untuk menyampaikan maksud-maksudnya secara langsung dan sekomprehensif mungkin. inilah fakta bahwa kebanyakan orang hanya mengingat 20 persen dari apa yang mereka dengarkan.
 
c.           Motivator efektif
adalah pendengar yang baik
Mereka
mendengarkan reaksi-reaksi yang muncul untuk meyakinkan diri bahwa mereka
dipahami. Mereka juga mendengarkan untuk memahami kedudukan orang lain. Mereka
memperhatikan tanda dan isyarat yang memberi mereka wawasan mengenai posisi
orang lain. Mereka menyadari pilihan kata, intonasi dan bahasa tubuh yang
dipergunakan orang lain. Apa yang dikatakan orang lain pasti menarik minat
mereka.         
Jelas bahwa apa yang mereka lakukan tidaklah gampang. Jika memang demikian, maka kita harus bisa menjadi pendengar yang terlatih.
Jelas bahwa apa yang mereka lakukan tidaklah gampang. Jika memang demikian, maka kita harus bisa menjadi pendengar yang terlatih.
i)       Mereka memperhatikan  apa yang orang lain katakan, dan berusaha
mencegah segala hal yang memecah konsentrasinya.
2)      Mereka menjaga pikirannya tetap
terkendali; menjaganya dari kemungkinan pikiran yang menerawang atau
memanfaatkan waktu bicara orang lain untuk mempersiapkan kesempatan bicara
berikutnya.
 d.            Motivator
sukses adalah pembicara yang terlatih
Mereka
mengetahui cara bertukar pikiran dan perasaan. Mereka sadar akan perbedaan
antara berdiskusi dengan menggurui atau berkhotbah. 
Seperti
penari balet yang baik, pembicara yang terlatih bisa membimbing pasangannya
tanpa terlihat adanya unsur manipulasi atau paksaan. Karena mereka mendengar
dengan penuh perhatian, maka mereka sanggup mencegah orang lain menyimpang dari
pokok pembicaraan. Dengan disertai senyuman, suatu seruan atau komentar singkat
yang sopan atau pertanyaan, mereka mengarahkan pembicaraan. Pada saat
bersamaan, pembicara merasa ia mendapatkan seorang pendengar yang apresiasif.
Sehingga, orang lain pun tidak hanya merasa nyaman, terjamin dan tersanjung
tapi yang lebih penting juga merasa lebih komunikatif.
Menurut
pandangan saya, pembicaraan merupakan format memotivasi yang paling efektif dan
andal. Selain itu, pembicaraan merupakan format yang paling langsung dan
fleksibel.
e.             Motivator yang paling efektif juga terlatih dalam
komunikasi tertulis
Bagi
sebagian orang, lebih mudah dan aman untuk menuangkan pikirannya dalam bentuk
tulisan daripada mengungkapkannya secara verbal. Hal ini bisa dimaklumi.
Penulis mempunyai waktu untuk menyeleksi kata, menyusun pikirannya secara
sistematis tanpa diganggu oleh reaksi penerima, dan bisa menyampaikan isi
hatinya yang paling murni. Komunikator yang sungguh-sungguh bagus adalah mereka
yang bisa menyampaikan pesan mereka. Mereka mempunyai kemampuan dalam
menyampaikan pendapat dan personalitasnya pada sebuah tulisan untuk menciptakan
suatu suasana hati yang dibutuhkan dan membangkitkan respon.
Ia
juga mengatur agar faktor waktu selalu dalam perspektifnya dan menyampaikan
pesannya pada waktu yang paling menguntungkan. Waktu bisa menjadi faktor yang
amat rawan jika Anda sedang menghadapi isu-isu yang emosional atau panas pada
surat atau memo. Sebagai contoh, saya pikir tidak selayaknya dan anti produktif
untuk mengirimkan sebuah surat teguran keras kepada karyawan yang sedang
memulai liburan; komunikator yang baik meyakikankan diri bahwa perasaan dan
sentimen yang ia ungkapkan di surat yang ia tulis pada hari Rabu akan
diserahkan Senin berikutnya, saat surat itu diterima dan dibaca.
Jadi
motivator yang ulung–entah itu dalam hal 
mempengaruhi anak-anaknya, pelanggan, penduduk atau tenaga kerjanya–
merupakan pendengar dan penyampai (expresser)
yang baik. Tentu saja, dibutuhkan lebih dari sekedar keahlian komunikasi untuk
bisa secara konsisten memotivasi orang-orang lain.
 

0 Response to "Keahlian Dalam Menghadapi Orang Lain - Pemuda Panca Marga, Jakarta Pusat"
Posting Komentar